alan menu RUN dengan menekan tombol Windows+R dan kemudian ketikkan “msconfig” tanpa tanda kutip lalu enter, atau bisa juga kamu ketik msconfig pada kolom Search di Start Menu.
Setelah muncul jendela System Configuration, klik tab Boot kemudian Advanced Option. Setelah itu beri tanda ceklis pada Number of Processor dan select juga maximum number of core processor.
Beri tanda ceklis juga pada Maximum Memory dan isilah sesuai dengan memori Laptop atau netbook kamu, misal jika memori RAM Laptop kamu 2 GB masukan 2048, 1GB=1024)
Setelah selesai klik tombol OK
Selanjutnya klik Tab Start Up.
Pada tab ini kamu akan mendapatkan daftar program yang otomatis berjalan ketika Windows 7 booting (pertama kali dijalankan) hilangkan tanda ceklis pada program-program yang kurang kamu butuhkan atau kurang manfaatnya (untuk antivirus sebaiknya biarkan diberi ceklis)
Setelah semuanya selesai klik OK untuk keluar dari System Configuration dan kemudian restart komputer.
Selasa, 10 Januari 2012
I've got my memories
They're always
Inside of me
But I can't go back
Back to how it was
I believe now
I've seen too much
But I can't go back
Back to how it was
Created for a place
I've never known
Chorus:
This is home
Now I'm finally
Where I belong
Where I belong
Yeah, this is home
I've been searching
For a place of my own
Now I've found it
Maybe this is home
Yeah, this is home
Belief over misery
I've seen the enemy
And I won't go back
Back to how it was
And I got my heart
Set on
What happens next
I got my eyes wide
It's not over yet
We are miracles
And we're not alone
(Chorus)
And now after all
My searching
After all my questions
I'm gonna call it home
I got a brand new mindset
I can finally see
The sunset
I'm gonna call it home
(Chorus)
Now I know
Yeah, this is home
I've come too far
Now I won't go back
This is home
Kamis, 09 Juni 2011
UJI HIPOTESIS STATISTIKA PADA UJUNG BAWAH DISTRIBUSI PROBABILITAS F FISHER-SNEDECOR
Dali S. Naga
Abstract. Some educationists doubt that a statistical test on the lower tail of F distribution is invalid because many statistics literatures using only upper tail test. Since F distribution function needs three parameters, i.e. a pair of degrees of freedoms and a level of significance, a complete table for all the parameters is very bulky. Hence, appendices in many books of statistics usually limit the table to only a pair of levels of significance, 0.05 and 0.01, for the upper tail and avoid the direct use of lower tails. Despite this limitation, equipped with a table containing both upper and lower tails, direct statistical test on the lower tail of F distribution is, however, equally valid.
Pendahuluan
Di dalam banyak buku statistika terapan, pada umumnya, uji hipotesis melalui distribusi probabilitas F Fisher-Snedecor dilakukan pada ujung atas. Karena itu, timbul keraguan pada sejumlah pemakai statistika terapan tentang apakah uji hipotesis demikian boleh dilakukan juga pada ujung bawah. Hal ini layak kita simak dan mereka berkenaan dengan dua pertanyaan utama.
1. Dapatkah uji hipotesis statistika melalui distribusi probabilitas F Fisher-Snedecor dilakukan pada ujung bawah?
2. Mengapa banyak buku statistika terapan melakukannya pada ujung atas?
Pembahasan mengenai kedua pertanyaan ini bermanfaat bagi kita, setidak-tidaknya, bagi mereka yang memiliki keraguan itu.
Ujung Bawah dan Ujung Atas
Sebagai gambaran tentang uji hipotesis statistika ujung bawah dan ujung atas pada distribusi probabilitas F Fisher-Snedecor, di sini, ditampilkan dua contoh yakni contoh 1 dan contoh 2. Mereka bersama-sama menguji hal yang sama, kecuali contoh 1 mengujinya melalui ujung atas sedangkan contoh 2 mengujinya melalui ujung bawah.
Contoh 1. Kita ingin menguji hipotesis tentang apakah variansi populasi X lebih besar dari variansi populasi Y. Misalkan pengujian ini menggunakan sampel acak dengan ukuran sampel nX = 31 dan nY = 41 yang menghasilkan variansi sampel s2X = 5 dan s2Y = 2. Uji hipotesis ini dilakukan pada taraf signifikansi α = 0,05. Dalam hal ini, hipotesis statistika adalah
Dari variansi sampel diperoleh
Selanjutnya dari tabel fungsi ditribusi pada distribusi probabilitas F Fisher-Snedecor untuk X = nX – 1 = 30, Y = nY – 1 = 40, dan α = 0,05 kita temukan F(0,95)(30)(40) = 1,74 sehingga kriteria pengujian menjadi
Tolak H0 jika F > 1,740
Terima H0 jika F 1,740
Dan dalam hal ini, kita menolak H0.
Contoh 2. Kasus pada contoh 1 ingin kita uji melalui hipotesis statistika
Dari variansi sampel diperoleh
Selanjutnya dari tabel fungsi distribusi pada distribusi probabilitas F Fisher-Snedecor kita temukan F(0,05)(40)(30) = 0,537 sehingga kriteria pengujian menjadi
Tolak H0 jika F < 0,537
Terima H0 jika F ≥ 0,537
Dalam hal ini, kita menolak H0.
Pertanyaan di atas dapat kita jabarkan menjadi apakah contoh 2 adalah sahih karena menggunakan pengujian ujung bawah?
Pembahasan dan Pertimbangan
Dari uraian di atas tampak bahwa tidak ada alasan untuk menyatakan bahwa contoh 2 tidak dapat digunakan. Dengan kata lain, contoh 2 dapat juga kita gunakan. Pertimbangan ini ditunjang oleh sejumlah buku statistika terapan. Dari buku karangan Irwin Miller dan John E. Freund yang berjudul Probability and Statistics for Engineers, second edition (1977, halaman 235-236) kita temukan uraian sebagai berikut
... the critical region for testing H0 against the alternative hypothesis 21 > 22 is F > Fα ... the critical region for testing H0 against alternative hypothesis 21 < 22 is F < F1–α .... For the two sided alternative 21 ≠ 22 the critical region is F < F1–½α or F > F½α.
William Mendenhall di dalam bukunya Introduction to Probability and Statistics, third edition (1971, halaman 245) menyatakan sebagai berikut,
If the population with the larger sample variance is designated as population II, then s22 < s21 and we will be concerned with rejection in the lower tail of the F distribution.
Tidak jarang kita temukan bahwa uji hipotesis statistika melalui distrubusi probabilitas F Fisher-Snedecor dilaksanakan pada dua ujung. Hal ini terjadi pada hipotesis 2X 2Y. Kennedy dan Neville (1976, halaman 232) mengatakan bahwa “pengujian adalah dua-sisi.” Winer (1971, halaman 39) juga menyatakan demikian melalui diagram dengan mengarsir ujung bawah dan ujung atas distribusi probabilitas F Fisher-Snedecor masing-masing sebesar /2. Glass dan Stanley (1970, halaman 305) mengemukakan pada suatu contoh bahwa “karena F = 0,09 jatuh di bawah nilai kritis bawah, H0: 21 = 22 ditolak pada tingkat signifikansi 0,05.” Hinkle et al. (1979, halaman 231) mengatakan adanya “ketentuan nilai kritis dari statistik uji ketika F < 1” menggunakan pengujian ujung bawah.
Kalau demikian halnya mengapa pula banyak buku statistika hanya menggunakan ujung atas? Kesemuanya ini terjadi gara-gara tabel F yang mereka gunakan. Fungsi distribusi pada distribusi probabilitas F Fisher-Snedecor menggunakan tiga parameter yakni νX, νY, dan . Kalau kita menggunakan berbagai nilai untuk semua parameter maka tabel menjadi besar sekali untuk diletakkan pada lampiran buku statistika. Sehubungan dengan itu ada dua cara yang ditempuh di dalam sejumlah buku statistika. Cara pertama adalah menjungkirbalikkan variansi X bagi variansi Y menjadi variansi Y bagi variansi X sehingga uji ujung bawah berubah menjadi uji ujung atas. Cara kedua adalah menghitung nilai kritis ujung bawah dari nilai kritis ujung atas melalui rumus tertentu. Hal ini dapat kita baca pada sejumlah buku statistika.
Miller dan Freund (1977, halaman 236) mengemukakan bahwa uji ujung bawah “menyebabkan kesulitan karena Tabel 6 hanya mengandung nilai yang bersangkutan dengan ujung-kanan dari =0,05 and = 0,01. Akibatnya, kita menggunakan nilai jungkirbalik dari statistik uji yang asli dan memanfaatkan hubungan” di antara ujung bawah dan atas itu. Keeping (1962, halaman 196) juga menggunakan cara yang sama dengan mengatakan bahwa “mencari titik 5% bawah, katakan saja, untuk n1 dan n2 yang diberikan, kita menggunakan nilai jungkir balik dari 5% atas, setelah mempertukarkan n1 dan n2. Hal ini menyebabkan kita tidak lagi memerlukan tabel untuk dua ujung dari distribusi.”
Freund (1979, halaman 293) menyatakan bahwa “satu kesulitan dengan distribusi ini adalah kebanyakan tabel hanya memberikan nilai dari F0,05 … dan F0,01 sehingga kita hanya dapat bekerja dengan ujung kanan dari distribusi,” yang dilakukan melalui suatu kiat tertentu. Mendenhall (1971, halaman 245) juga mengatakan bahwa nilai kritis pada ujung bawah jelas hilang [dari tabel F]. Winer (1971, halaman 39) juga mengakui bahwa “kebanyakan tabel distribusi F hanya memberikan nilai untuk ujung kanan.” Namun, Winer (1971, halaman 39) juga mengemukakan bahwa ada hubungan di antara nilai ujung bawah dan nilai ujung atas sehingga nilai pada ujung bawah dapat dihitung dari nilai pada ujung atas.
Glass dan Stanley (1970, halaman 304) menyatakan bahwa “titik persentil atas pada distribusi-F dapat dibaca dari tabel di Lampiran A … titik persentil bawah terkait dengan persentil atas …” sehingga dalam hal ini buku itu menunjukkan jalan untuk menemukan nilai ujung bawah melalui nilai ujung atas yang ada di dalam tabel. Kenny dan Keeping (1974, halaman 188) menyatakan bahwa “karena tabel lengkap, dengan P untuk semua nilai yang pantas dari F, n1 dan n2, akan sangat besar (bulky), maka tabel hanya memberikan nilai F terhadap dua nilai pilihan pada F, yakni 0,05 dan 0,01.” Keeping (1962, halaman 194-195) juga mengatakan bahwa “suatu tabel lengkap dari integrasi probabilitas F akan cukup besar (bulky), karena mereka adalah sebagai tabel dengan entri ganda-tiga [, nX, dan nY].”
Hinkle et al. (1979, halaman 231) mengatakan bahwa nilai kritis ujung bawah “agak lebih sulit karena tidak dapat ditentukan langsung dari tabel” karena tabel hanya mengenal nilai ujung atas sehingga kita memerlukan jungkir balik dari nilai ujung atas yang ada di dalam tabel. Hal yang sama dikeluhkan oleh Cryer dan Miller (1994, halaman 494) bahwa “tabel distribusi F cukup rumit karena mereka harus menunjukkan distribusi untuk setiap kombinasi yang mungkin dari derajat kebebasan pada pembilang dan penyebut.”
Kesimpulan
Dari uraian di atas tampak bahwa uji hipotesis statistika melalui distribusi probabilitas F Fisher-Snedecor dapat dilakukan pada ujung bawah. Namun ada masalah di sejumlah buku statistika. Tabel fungsi distribusi pada distribusi probabilitas F Fisher-Snedecor di dalam lampiran buku statistika hanya mencantumkan nilai ujung atas dengan membatasi taraf signifikansi pada = 0,05 dan = 0,01. Karena itu, diperlukan teknik manupulasi tertentu agar uji ujung bawah dapat dilaksanakan dengan menggunakan tabel dengan nilai ujung atas.
Kita dapat saja memiliki tabel fungsi distribusi pada distribusi probabilitas F Fisher-Snedecor yang mencantumkan nilai kritis untuk ujung atas dan ujung bawah. Dalam hal ini, pengujian pada ujung bawah dapat dilakukan langsung dengan melihat ke tabel itu. Sehubungan dengan itu, tidak ada alasan bagi kita untuk terus meragukan kesahihan pengujian hipotesis statistika pada ujung bawah distribusi probabilias F Fisher-Snedecor. Di dalam berbagai buku statistika, pengujian demikian dinyatakan sahih.
Karena itu kita perlu mencari tabel fungsi distribusi F Fisher-Snedecor yang agak lengkap yakni yang memiliki nilai ujung atas dan ujung bawah sehingga kita tidak bergantung kepada tabel pada lampiran sejumlah buku statisika yang tidak memiliki nilai untuk ujung bawah.
Referensi
Cryer, Jonathan D. and Robert B. Miller. Statistics for Business: Data Analysis and Modeling. Second edition. Belmont, CA: Duxbury Press, 1994.
Freund, John E. Modern Elementary Statistics. Fifth edition. New Delhi: Prentice-Hall of India Private Limited, 1979
Glass, Gene V. and Julian C. Stanley. Statistical Methods in Education and Psychology. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, Inc., 1970.
Hinkle, Dennis E., William Wiersma, and Stephen J. Jurs. Applied Statistics for the Behavioral Sciences. Chicago: Rand McNally College Publishing Company, 1979.
Keeping, E.S. Introduction to Statistical Inference. New York: Van Nostrand Reinhold Company, 1962.
Kennedy, John B. and Adam M. Neville. Basic Statistical Methods for Engineers and Scientists. Second edition. New York: Harper and Row, Publishers, 1976.
Kenny, J.F. and E.S. Keeping. Mathematics of Statistics. Part One. Third edition. New Delhi: Affiliated East-West Press Pvt. Ltd., 1974.
Mendenhall, William. Introduction to Probability and Statistics. Third edition. Belmont, CA: Duxbury Press, 1971.
Miller, Irwin and John E. Freund. Probability and Statistics for Engineers. Second edition. New Delhi: Prentice-Hall of India Private Limited, 1977.
Winer, B.J. Statistical Principles in Experimental Design. Second edition. Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha, Ltd., 1971.
Dali S. Naga
Abstract. Some educationists doubt that a statistical test on the lower tail of F distribution is invalid because many statistics literatures using only upper tail test. Since F distribution function needs three parameters, i.e. a pair of degrees of freedoms and a level of significance, a complete table for all the parameters is very bulky. Hence, appendices in many books of statistics usually limit the table to only a pair of levels of significance, 0.05 and 0.01, for the upper tail and avoid the direct use of lower tails. Despite this limitation, equipped with a table containing both upper and lower tails, direct statistical test on the lower tail of F distribution is, however, equally valid.
Pendahuluan
Di dalam banyak buku statistika terapan, pada umumnya, uji hipotesis melalui distribusi probabilitas F Fisher-Snedecor dilakukan pada ujung atas. Karena itu, timbul keraguan pada sejumlah pemakai statistika terapan tentang apakah uji hipotesis demikian boleh dilakukan juga pada ujung bawah. Hal ini layak kita simak dan mereka berkenaan dengan dua pertanyaan utama.
1. Dapatkah uji hipotesis statistika melalui distribusi probabilitas F Fisher-Snedecor dilakukan pada ujung bawah?
2. Mengapa banyak buku statistika terapan melakukannya pada ujung atas?
Pembahasan mengenai kedua pertanyaan ini bermanfaat bagi kita, setidak-tidaknya, bagi mereka yang memiliki keraguan itu.
Ujung Bawah dan Ujung Atas
Sebagai gambaran tentang uji hipotesis statistika ujung bawah dan ujung atas pada distribusi probabilitas F Fisher-Snedecor, di sini, ditampilkan dua contoh yakni contoh 1 dan contoh 2. Mereka bersama-sama menguji hal yang sama, kecuali contoh 1 mengujinya melalui ujung atas sedangkan contoh 2 mengujinya melalui ujung bawah.
Contoh 1. Kita ingin menguji hipotesis tentang apakah variansi populasi X lebih besar dari variansi populasi Y. Misalkan pengujian ini menggunakan sampel acak dengan ukuran sampel nX = 31 dan nY = 41 yang menghasilkan variansi sampel s2X = 5 dan s2Y = 2. Uji hipotesis ini dilakukan pada taraf signifikansi α = 0,05. Dalam hal ini, hipotesis statistika adalah
Dari variansi sampel diperoleh
Selanjutnya dari tabel fungsi ditribusi pada distribusi probabilitas F Fisher-Snedecor untuk X = nX – 1 = 30, Y = nY – 1 = 40, dan α = 0,05 kita temukan F(0,95)(30)(40) = 1,74 sehingga kriteria pengujian menjadi
Tolak H0 jika F > 1,740
Terima H0 jika F 1,740
Dan dalam hal ini, kita menolak H0.
Contoh 2. Kasus pada contoh 1 ingin kita uji melalui hipotesis statistika
Dari variansi sampel diperoleh
Selanjutnya dari tabel fungsi distribusi pada distribusi probabilitas F Fisher-Snedecor kita temukan F(0,05)(40)(30) = 0,537 sehingga kriteria pengujian menjadi
Tolak H0 jika F < 0,537
Terima H0 jika F ≥ 0,537
Dalam hal ini, kita menolak H0.
Pertanyaan di atas dapat kita jabarkan menjadi apakah contoh 2 adalah sahih karena menggunakan pengujian ujung bawah?
Pembahasan dan Pertimbangan
Dari uraian di atas tampak bahwa tidak ada alasan untuk menyatakan bahwa contoh 2 tidak dapat digunakan. Dengan kata lain, contoh 2 dapat juga kita gunakan. Pertimbangan ini ditunjang oleh sejumlah buku statistika terapan. Dari buku karangan Irwin Miller dan John E. Freund yang berjudul Probability and Statistics for Engineers, second edition (1977, halaman 235-236) kita temukan uraian sebagai berikut
... the critical region for testing H0 against the alternative hypothesis 21 > 22 is F > Fα ... the critical region for testing H0 against alternative hypothesis 21 < 22 is F < F1–α .... For the two sided alternative 21 ≠ 22 the critical region is F < F1–½α or F > F½α.
William Mendenhall di dalam bukunya Introduction to Probability and Statistics, third edition (1971, halaman 245) menyatakan sebagai berikut,
If the population with the larger sample variance is designated as population II, then s22 < s21 and we will be concerned with rejection in the lower tail of the F distribution.
Tidak jarang kita temukan bahwa uji hipotesis statistika melalui distrubusi probabilitas F Fisher-Snedecor dilaksanakan pada dua ujung. Hal ini terjadi pada hipotesis 2X 2Y. Kennedy dan Neville (1976, halaman 232) mengatakan bahwa “pengujian adalah dua-sisi.” Winer (1971, halaman 39) juga menyatakan demikian melalui diagram dengan mengarsir ujung bawah dan ujung atas distribusi probabilitas F Fisher-Snedecor masing-masing sebesar /2. Glass dan Stanley (1970, halaman 305) mengemukakan pada suatu contoh bahwa “karena F = 0,09 jatuh di bawah nilai kritis bawah, H0: 21 = 22 ditolak pada tingkat signifikansi 0,05.” Hinkle et al. (1979, halaman 231) mengatakan adanya “ketentuan nilai kritis dari statistik uji ketika F < 1” menggunakan pengujian ujung bawah.
Kalau demikian halnya mengapa pula banyak buku statistika hanya menggunakan ujung atas? Kesemuanya ini terjadi gara-gara tabel F yang mereka gunakan. Fungsi distribusi pada distribusi probabilitas F Fisher-Snedecor menggunakan tiga parameter yakni νX, νY, dan . Kalau kita menggunakan berbagai nilai untuk semua parameter maka tabel menjadi besar sekali untuk diletakkan pada lampiran buku statistika. Sehubungan dengan itu ada dua cara yang ditempuh di dalam sejumlah buku statistika. Cara pertama adalah menjungkirbalikkan variansi X bagi variansi Y menjadi variansi Y bagi variansi X sehingga uji ujung bawah berubah menjadi uji ujung atas. Cara kedua adalah menghitung nilai kritis ujung bawah dari nilai kritis ujung atas melalui rumus tertentu. Hal ini dapat kita baca pada sejumlah buku statistika.
Miller dan Freund (1977, halaman 236) mengemukakan bahwa uji ujung bawah “menyebabkan kesulitan karena Tabel 6 hanya mengandung nilai yang bersangkutan dengan ujung-kanan dari =0,05 and = 0,01. Akibatnya, kita menggunakan nilai jungkirbalik dari statistik uji yang asli dan memanfaatkan hubungan” di antara ujung bawah dan atas itu. Keeping (1962, halaman 196) juga menggunakan cara yang sama dengan mengatakan bahwa “mencari titik 5% bawah, katakan saja, untuk n1 dan n2 yang diberikan, kita menggunakan nilai jungkir balik dari 5% atas, setelah mempertukarkan n1 dan n2. Hal ini menyebabkan kita tidak lagi memerlukan tabel untuk dua ujung dari distribusi.”
Freund (1979, halaman 293) menyatakan bahwa “satu kesulitan dengan distribusi ini adalah kebanyakan tabel hanya memberikan nilai dari F0,05 … dan F0,01 sehingga kita hanya dapat bekerja dengan ujung kanan dari distribusi,” yang dilakukan melalui suatu kiat tertentu. Mendenhall (1971, halaman 245) juga mengatakan bahwa nilai kritis pada ujung bawah jelas hilang [dari tabel F]. Winer (1971, halaman 39) juga mengakui bahwa “kebanyakan tabel distribusi F hanya memberikan nilai untuk ujung kanan.” Namun, Winer (1971, halaman 39) juga mengemukakan bahwa ada hubungan di antara nilai ujung bawah dan nilai ujung atas sehingga nilai pada ujung bawah dapat dihitung dari nilai pada ujung atas.
Glass dan Stanley (1970, halaman 304) menyatakan bahwa “titik persentil atas pada distribusi-F dapat dibaca dari tabel di Lampiran A … titik persentil bawah terkait dengan persentil atas …” sehingga dalam hal ini buku itu menunjukkan jalan untuk menemukan nilai ujung bawah melalui nilai ujung atas yang ada di dalam tabel. Kenny dan Keeping (1974, halaman 188) menyatakan bahwa “karena tabel lengkap, dengan P untuk semua nilai yang pantas dari F, n1 dan n2, akan sangat besar (bulky), maka tabel hanya memberikan nilai F terhadap dua nilai pilihan pada F, yakni 0,05 dan 0,01.” Keeping (1962, halaman 194-195) juga mengatakan bahwa “suatu tabel lengkap dari integrasi probabilitas F akan cukup besar (bulky), karena mereka adalah sebagai tabel dengan entri ganda-tiga [, nX, dan nY].”
Hinkle et al. (1979, halaman 231) mengatakan bahwa nilai kritis ujung bawah “agak lebih sulit karena tidak dapat ditentukan langsung dari tabel” karena tabel hanya mengenal nilai ujung atas sehingga kita memerlukan jungkir balik dari nilai ujung atas yang ada di dalam tabel. Hal yang sama dikeluhkan oleh Cryer dan Miller (1994, halaman 494) bahwa “tabel distribusi F cukup rumit karena mereka harus menunjukkan distribusi untuk setiap kombinasi yang mungkin dari derajat kebebasan pada pembilang dan penyebut.”
Kesimpulan
Dari uraian di atas tampak bahwa uji hipotesis statistika melalui distribusi probabilitas F Fisher-Snedecor dapat dilakukan pada ujung bawah. Namun ada masalah di sejumlah buku statistika. Tabel fungsi distribusi pada distribusi probabilitas F Fisher-Snedecor di dalam lampiran buku statistika hanya mencantumkan nilai ujung atas dengan membatasi taraf signifikansi pada = 0,05 dan = 0,01. Karena itu, diperlukan teknik manupulasi tertentu agar uji ujung bawah dapat dilaksanakan dengan menggunakan tabel dengan nilai ujung atas.
Kita dapat saja memiliki tabel fungsi distribusi pada distribusi probabilitas F Fisher-Snedecor yang mencantumkan nilai kritis untuk ujung atas dan ujung bawah. Dalam hal ini, pengujian pada ujung bawah dapat dilakukan langsung dengan melihat ke tabel itu. Sehubungan dengan itu, tidak ada alasan bagi kita untuk terus meragukan kesahihan pengujian hipotesis statistika pada ujung bawah distribusi probabilias F Fisher-Snedecor. Di dalam berbagai buku statistika, pengujian demikian dinyatakan sahih.
Karena itu kita perlu mencari tabel fungsi distribusi F Fisher-Snedecor yang agak lengkap yakni yang memiliki nilai ujung atas dan ujung bawah sehingga kita tidak bergantung kepada tabel pada lampiran sejumlah buku statisika yang tidak memiliki nilai untuk ujung bawah.
Referensi
Cryer, Jonathan D. and Robert B. Miller. Statistics for Business: Data Analysis and Modeling. Second edition. Belmont, CA: Duxbury Press, 1994.
Freund, John E. Modern Elementary Statistics. Fifth edition. New Delhi: Prentice-Hall of India Private Limited, 1979
Glass, Gene V. and Julian C. Stanley. Statistical Methods in Education and Psychology. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall, Inc., 1970.
Hinkle, Dennis E., William Wiersma, and Stephen J. Jurs. Applied Statistics for the Behavioral Sciences. Chicago: Rand McNally College Publishing Company, 1979.
Keeping, E.S. Introduction to Statistical Inference. New York: Van Nostrand Reinhold Company, 1962.
Kennedy, John B. and Adam M. Neville. Basic Statistical Methods for Engineers and Scientists. Second edition. New York: Harper and Row, Publishers, 1976.
Kenny, J.F. and E.S. Keeping. Mathematics of Statistics. Part One. Third edition. New Delhi: Affiliated East-West Press Pvt. Ltd., 1974.
Mendenhall, William. Introduction to Probability and Statistics. Third edition. Belmont, CA: Duxbury Press, 1971.
Miller, Irwin and John E. Freund. Probability and Statistics for Engineers. Second edition. New Delhi: Prentice-Hall of India Private Limited, 1977.
Winer, B.J. Statistical Principles in Experimental Design. Second edition. Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha, Ltd., 1971.
Rabu, 11 Mei 2011
arievSaat ini, lingkungan pendidikan tak hanya dituntut menyajikan kecakapan secara akademis, tetapi juga kreatif dan memperkuat soft skills. Perlu adanya suatu motivasi untuk mendorong siswa, mahasiswa, maupun tenaga pengajar agar mampu mencapai itu semua.
"Cara memotivasi kreativitas sebenarnya akan muncul ketika ada gairah pada apa yang dilakukan. Ketika kita berharap seseorang mengeluarkan kreativitasnya, terlebih dahulu harus kita dorong gairahnya," kata Direktur Utama Kubik Training and Consultancy, Indrawan Nugroho, di acara "Menguak Revolusi SDM di balik Keberhasilan Bisnis XL", Kamis (5/5/2011) sore, di Jakarta.
Indra mengatakan, pendidik misalnya, harus mampu menunjukkan kepada siswa dan mahasiswa, bahwa apa yang mereka lakukan bukan semata-mata melakukan pekerjaan. Pendidik harus memperlihatkan, bahwa mereka mengerjakan sebuah misi, kecintaan terhadap sesuatu yang akan menjadi bahan bakar kreativitasnya.
"Maka, sebelum kita paksa atau minta untuk kreatif, kita sentuh dulu hatinya, supaya mereka tahu pekerjaannya adalah sesuatu yang mempunyai makna yang dalam. Ketika gairah itu sudah ada, maka kreativitas itu akan muncul dengan sendirinya," ujar Indra.
Menurutnya, soft skills dapat didorong dengan cara sederhana. Siswa atau mahasiswa harus ikut organisasi.
"Jangan hanya kuliah belajar dari kelas ke kelas, dari perpustakaan ke perpustakaan. Mereka harus keluar, ceburkan diri ke dalam organisasi, ketemu dengan sebanyak mungkin orang, lakukan kesalahan, dari situ mereka akan punya soft skills yang bagus," ujarnya.
"Karena problemnya adalah, perusahaan sekarang ketika merekrut karyawan tidak hanya melihat kecakapan akademis dalam pendidikan formal. Karena pendidikan formal tidak membentuk seseorang memiliki soft skills, untuk itu semua harus di kombinasikan dengan organisasi," tambahnya.
Indra mengatakan, ketika ingin masuk dunia kerja, level organisasi turut diperhatikan dan merupakan suatu nilai yang mahal. Intinya, lanjut dia, soft skills adalah sesuatu yang harus dilatih setiap hari dengan melakukan banyak cara.
"Mahasiswa masuk organisasi, pengajar ikut asosiasi, sehingga banyak bertemu orang-orang yang ahli. Jika Anda mahasiswa, saatnya sekarang melakukan kesalahan," ujarnya.
Minggu, 08 Mei 2011
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan menjadi dasar utama perkembangan berbagai hal di dalam kehidupan manusia karena pada dasarnya pendidikan diwujudkan untuk menciptakan individu-individu yang berkualitas yang siap dan mampu menghadapi berbagai rintangan yang ada dalam kehidupan yang akan datang.
Pendidikan dalam tingkat dan lingkup manapun pada wujud nyatanya adalah belajar. Sekolah merupakan tempat pelaksana kegiatan belajar mengajar antar guru dan peserta didik. Kegiatan belajar ini akan berlangsung dengan baik apabila kedua belah pihak dapat bekerja sama menciptakan suasana sekolah yang kondusif. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai objek didik.
Profesionalisme seorang guru mutlak diperlukan sebagai bekal dalam mengakses perubahan baik itu metode pembelajaran ataupun kemajuan teknologi yang kesemuanya ditujukan untuk kepentingan proses belajar mengajar. Sebab jika ditinjau dari undang-undang sebagaimana tersebut di atas tugas guru tidak sekedar menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, tetapi lebih kepada bagaimana menyiapkan mereka menjadi sumber daya manusia yang terampil dan siap mengakses kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta liberalisasi yang terjadi di masa nanti.
Dalam kaitan dengan proses belajar mengajar hendaknya guru dapat mengarahkan dan membimbing siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta suatu interaksi yang baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Hal ini senada seperti yang ditulis Madri M. dan Rosmawati, bahwa terjadinya proses pembelajaran itu ditandai dengan dua hal yaitu : siswa menunjukkan keaktifan, seperti tampak dalam jumlah curahan waktunya untuk melaksanakan tugas ajar, terjadi perubahan perilaku yang selaras dengan tujuan pengajaran yang diharapkan
Biologi merupakan salah satu pelajaran IPA yang berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami alam semesta secara sistematis, sehingga biologi bukan hanya merupakan penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses menemukan. Pendidikan biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam disekitarnya, yang di dalamnya terdapat berbagai pokok bahasan yang memiliki kekhususan karakter masing-masing serta konsep-konsep yang harus dipahami.
Belajar biologi secara bermakna baru akan dipahami apabila siswa terlibat aktif secara intelektual, manual dan social, oleh karena itu, perlu dicari strategi yang tepat untuk mempelajari biologi terutama materi keanekaragaman mahluk hidup,keanekaragaman makhluk hidup merupakan pelajaran yang membahas tentang hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan lingkungan, dalam materi keankeragaman makhluk hidup banyak terdapat istilah istilah latin dalam pembahasanya yang sukar dipahami oleh siswa SMP, dalam materi keankeragaman makhluk hidup yang banyak menggunakan istilah- stilah atau bahasa latin dalam materi pembahasan biologi,senentiasa membuat siswa yang mempelajari biologi motivasi nya cenderung kurang dan cenderung membosankan,akan tetapi mengingat nama atau bahasa latin dari pembahasan materi itu seharusnya di terapakan di setiap siswa untuk pemahaman yang mendalam dalam proses pembelajaran biologi agar tercapainya suatu kompetensi pembelajaran yang baik.
Menghafal adalah proses melakukan sesuatu untuk memori Tindakan menghafal sering merupakan proses mental yang disengaja dilakukan untuk menyimpan dalam memori untuk nanti mengingat barang-barang seperti pengalaman, nama, janji, alamat, nomor telepon, daftar, cerita, puisi, gambar, peta, diagram, musik fakta, atau lain visual, auditori, atau taktis informasi. Menghafal juga dapat merujuk kepada proses menyimpan data tertentu ke dalam memori perangkat.
Namun Sebagian besar siswa menganggap mengahafal merupakan kegiatan yang membosankan dalam menghafal sebenarnya tidak buruk. Ia hanya perlu dipacu untuk menghafal dengan benar dan efektif. Dan selama ini otaknya telah membuat peraturan otoriter yang membuatnya tidak pernah menghafal apapun. “Segala sesuatu yang sudah ada di buku atau sudah tercatat, tidak perlu dihafalkan karena terlalu banyak informasi di dunia untuk dihafal, hanya perlu diketahui lokasi informasinya saat diperlukan kembali”untuk itu peranan guru sangat berpengaruh besar dalam proses keaktifisan dalam proses pembelajaran biologi dimana ada keselarasan antara pengajar dan siswa dalam tercapainya suatu kompetensi pembelajaran.
Salah satu hal yang dapat meningkatkan hasil belajar dalam materi ekosistem adalah dengan penugasan untuk menghafal istilah latin yang terdapat pada materi ekosistem, sehingga dengan adanya penugasan ini siswa lebih aktif, mandiri dan tingkat pemahaman siswa pada materi ekosistem jauh lebih baik, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik yang akan mencapai hasil yang diharapkan.
Melihat masalah diatas, maka timbul keinginan peneliti untuk melakukan penelitian dalam upaya meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. untuk mencapai hasil belajar yang baik, metode menghafal yang efesien dan menyenangkan untuk meningkatkan daya ingat siswa khususnya dalam materi keanekaramanan makhluk hidup. Oleh karena itu, penulis ingin menuangkan dalam bentuk karya ilmiah berupa skripsi dengan judul pengaruh pemberian tugas menghafal istilah istilah latin biologi terhadap hasil belajar pada pokok bahasan keankeragaman makhluk hidup di SMP negeri 2 KRESEK kelas VII kab.tangerang.
B. Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi permasalahan pada penelitian ini adalah :
1. apakah pemberian tugas menghafal istilah biologi yang digunakan guru mempengaruhi hasil belajar siswa pada materi keankeragaman makhluk hidup
2. Apakah materi keankeragaman makhluk hidup merupkan materi yang sulit untuk dipelajari?
3. Apakah dengan penugasan menghafal istilah latin biologi pada materi ekosistem akan membuat siswa menjadi lebih aktif?
4. Apakah dengan penugasan menghafal istilah latin biologi pada materi keankeragaman makhluk hidup merupakan cara belajar yang efesien?
5. Apakah Pemberian tugas menghafal istilah biologi lebih baik dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional?
6. Apakah dengan penugasan menghafal istilah latin biologi dapat memotivasi siswa untuk mempelajari keankeragaman makhluk hidup ?
7. Bagaimana Teknik menghafal istilah latin biologi yang efesien untuk diterapkan kepada siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada materi keankeragaman makhluk hidup?
C. Pembasan masalah
Apakah terdapat pengaruh hasil belajar dengan penugasan menghafal istilah latin dalam materi keankeragaman makhluk hidup di kelas VII SMP negeri 2 Kresek kab. Tangerang?
D. Perumusan masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana hasil belajar siswa yang ditugaskan untuk menghafal istilah latin biologi pada materi keankeragaman makhluk hidup?
2. Apakah ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang ditugaskan untuk menghafal istilah latin biologi dalam materi keankeragaman makhluk hidup dengan siswa yang tanpa ditugaskan untuk menghafal?
E. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui hasil belajar siswa materi keankeragaman makhluk hidup yang ditugaskan untuk menhgafal istilah latin biologi.
2. Mengetahui perbedaan hasil belajar materi keankeragaman makhluk hidup antara siswa yang ditugaskan untuk menghafal istilah latin biologi dengan siswa yang tanpa ada penugasan untuk menghafal istilah latin biologi pada materi keankeragaman makhluk hidup
F. Kegunaan penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis,
diharapkan dapat menjadi bekal pengetahuan mengenai metode pemberian tugas menghafal dalam meningkatkan hasil belajar dan dapat menerapkannya dengan baik dalam proses belajar mengajar
2. Bagi guru
Bagi guru bidang studi khususnya biologi dapat menjadikan metode pemberian tugas menghafal tersebut sebagai salah satu alternatif dalam proses belajar mengajar
3. SMP negeri 2 KRESEK kab.tangerang
Bagi siswa dapat memberikan motivasi belajar, melatih memfokuskan pemahaman pada setiap tugasnya khususnya pada mata pelajaran biologi dan mengembangkan kemampuan berfikir dan berpendapat positif, dan memberikan bekal untuk dapat bekerjasama dengan orang lain baik dalam belajar maupun dalam masyarakat.
BAB II
LANDASAN TEORI, KARANGKA BERPIKIR,DAN HOPOTESIS PENELITIAN
A. Landasan Teori
1. Hakekat hasil belajar ekosistem
a. penegrtian belajar
Hakekat belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan yang di peroleh dari orang yang lebih tau, pengetahuan tersebut kemudian dikumpulkan sedikit demi sedikit ahirnya menjadi bnyak. Seseorang memiliki pengetahuan banyak di identifikasi sebagai orang yang telah belajar sementara orang yang pengetahuan sedikit di pandaang sebagai orang yang tidak belajar. Beberapa ahli pendidikan mendefinisikan penegertian belajar . misalnya belajar sebagai aktifitas menurut Totok adalah sebagai berikut:
“ Adanya penambahan keterampilan , perluasan pengetahuan, mengembangkan sikap, minat, nilai-nilai dan mengembangkan konsep mengenai diri sendiri ( Totok Santoso, 1998:56)”.
Dari kutipan diatas jelas bahwa belajar merupakan kegitan aktif dari invidu yang bersangkutan, dari kegiatan yang dilakukan mengakibatkan perubahan, perubahan yang dihasilakn dari kegiatan belajar dijelaskan oleh yusuf sebagai berikut:
“ belajar adalah berubahnya tabiat atau kemampuan manusia secara bertahap untuk jangka waktu yang lama, dan disebabkan oleh proses pertumbuahn – pertumbuahan ( yusuf Hadi Miarso, 1984: 80)”.
Karena itu hendaknya sekolah mampu menciptkan suasana belajar yang kondusif sehingga anak dapat belajar dengan baik dan berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan Crowbach menyatakan bahwa :
“ belajar itu diwujudkan oleh adanya perubahan tingkah laku, perubahan sebagai hasil dari pengalamaya( Crowbach dalam modul UT,1986:112)”.
Pernyataan itu mengandung pengertian bahwa dengan belajar sessorang akan melakukan perubahan-perubahan dan perbuatan sebagai hasil pengalaman yang diperolehnya. Hal ini selaras dengan pendapat yang dikemukan oleh joni bahwa :
“ belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman kecuali perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh proses menjadi matangnya seseorang atau perubahan instinktif atau yang bersifat temporer ( T. Raka joni dalam Modul UT,1986:98)”.
Pendapat T.Raka joni ini menekankan bahwa pengecualian pada perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh proses kematangan seseorang atau perubahan instinktif atau yang bersifat temporer.
Dari kutitapan- kutitapan diatas dapat disimpulakan bahwa belajar adalah proses bertambahnya atau berubahnya tingkah laku yang disebabkan oleh proses matangnya sesseorang yang bersifat temporer. Perubahan tingkah laku disini berupa pengetahuan , keterampilan, sikap, minat dan nilai-nilai pengembangan konsep mengenai diri sendiri.
b. pengertian hasil belajar
menurut Udin, hasil belajar adalah :
“ hasil belajar tingkah laku yang meliputi domain kognitif, afektif dan psikomotorik ( Udin, 1995: 46)”.
Hasil belajar menurut usman dapat diartikan juga bahwa:
“ hasil belajar merupkan nilai seseorang yan belajar dan kemampuan untuk menggunakan apa yang dipelajari dengan memasukan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya ( Usman,1996:76)”.
Adapula yang berpendapat bahwa :
“ hasil belajar sebagai keluaran (output) dari suatu system pemrosesan masukan(input) . Masukan dari system tersebut berupa bermacam-macam informasi, sedangkan keluran adalah berupa perbuatan atau kinerja ( yusuf.1996:102)”.
Jadi, berdasarkan kutipan kutipan diatas dapat disimpulakn bahwa pengertian hasil belajar adalah produk dari proses belajar yang dapat berupa informasi verbal, kemampuan intelektual, strtegi kognitif, sikap sikap dan keterampilan motoris. Jika dikaitkan dengan traksonomi bloom , maka tiga hasil pertama tersebut adalah bersifat kognitif dan satu lagi bersifat psikomotorik. Tiga hal yang bersifat kognitif sebagai berikut : (1) informasi verbal, yaitu informasi yang diterima oleh siswa dalam kegiatan belajar yang disimapan sebagai jaringan proposisi-proposisi yang membentuk pengetahuan verbal, (2) kemampuan intelektual , yaitu kemampuan yang memungkinkan siswa berinteraksi denagn lingkunagnya melalui pengunaan symbol- symbol atau gagasan-gagasan, (3) stretegi kognitif, yaitu keterampilan intelektualis khusus yang mempunyai kepentingan tertentu belajar dan berpikir .
Dengan demikain siswa dapat dikatakan telah berhasil dalam belajarnya apabila siswa tersebut telah menglami perubahan tingkah laku, bertambahnya pengetahuan dan didapatkan suatu kecakapan baru.Untuk mengetahui sejauh mana tingkah kemampuan dan keberhasilan siswa dalam mencapai uuan yang telah dirumuskan, dapat menggunakan evaluasi , evaluasi dapat dilakukan dengan cara tertilis misalnya ulangan harian dan ulangan umum.
Hasil belajar merupakan kemampuan yang diserap oleh peserta didik setelah mengalami proses pembelajaran, baik secara individu maupun kelompok.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulakn bahwa hasil belajar adalah suatu proses belajae mengajar yang terjadi melalui perubhan yang baik dari suatu pengalaman
c. hakikat metode penugasan
Metode penugasan adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar ( Djamarah,2002:96)
Masalah tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan didalam kelas , dihalaman sekolah , dilaboraterium, diperpustakaan dan lain-lain. Metode ini diberikan karena dirasakan bahan peljaran terlalu banyak sementara waktu sedikit. Artinya , banyak nya bahan yang tersedia dengan waktu kurang seimbang. Agar bahan pelajaran sesuai dengan waktu yang ditentukan, maka metode inilah yang biasa guru terapakan untuk mengatasinya.
Tugas merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok. Tugas yang diberikan kepada anak didik ada berbagai jenis . karena itu, tugas sangat bayak macamnya, tergantung pada tujuan yang akan dicapai, seperti tugas mneliti, merangkum , menyusun laporan dan mengahafal dan lain lain.
Metode ini dapat mengembnagkan kemandirian siswa , merangsang untuk belajar lebih banyak, membina disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari dan mengolah sendiri informasi, Tetapi alam metode ini sulit mengawasi kemungkinan siswa untuk tidak bekerja secara mandiri.
Langkah-langkah dalam pengunaan metode penugasan yaitu: ( Djamarah,2002:97)
1. Fase pemberian tugas
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan:
a. Tujuan yang akan dicapai
b. Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut.
c. Sesuai dengan kemampuan siswa
d. Ada petunjuk atau sumber yang dapat menbantu pekerjaan siswa siswa
e. Sediakn waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
2. Langkah pelaksanaknaan tugas
Adapun langkah pelaksanaan tugas adalah :
a. Diberiakan bimbingan atau pengawasan oleh guru
b. Diberiakn dorongan sehingga anak mau bekerja
c. Diusahakan atau dikerjakan oleh siswa sendiri , tidak menyruh untuk orang lain untuk mengerjakan
d. Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematik.
3. Fase mempertanggungjawabkan tugas
Hal yang harus dikerjakn pada fase ini adalah:
a. Laporan siswa baik lisan maupun tertulis dari apa yang telah dikerjakan
b. Ada Tanya jawab atau disuksi kelas
c. Penilain hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes atau cara lainya.
Metode tugas mempunyai bebarapa kelebihan dan kekurangan , antara lain : ( Djamarah,2002 : 97) .
1. Kelibahanya:
a. Lebih merangsang siswa dalam melaksanakan aktifitas belajar individual ataupun kelompok ,
b. Dapat mengembangkan kemandirian siswa diluar pengawwasan guru.
c. Dapat menbina tanggung jawab dan kedisiplinan belajar .
d. Dapat mengembangkan kreativitas siswa .
2. Kekuranganya:
a. Siswa sulit dikontrol , apakah benar ia yang mengerjakan tugas ataukah orang lain .
b. Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikan adalah anggota lainnya dan ia tidak berpartisifasi dengan baik.
c. Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa .
d. Sering memberikan tugas yng monoton ( tidak variasi ) dapat menimbulakn kebosanan siswa . ( Djamarah , 2002 : 98)
Berdasarkan penjabran diatas , maka pemhaman guru terhadap metode penugasan menjadi jelas, dimana pengertian metode penugasan adalah metode penyajian bahan diman guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar, guru dapat mengembangkan metode penugasan sesuai dengan kemampuanya, bagi siswa dapt menanamkannya kemndirian siswa dalam setiap tugas yang diberikan oleh guru
.
d. ISTILAH LATIN DALAM PELAJARAN BIOLOGI
Pengertian istilah latin
Bahasa Latin adalah sebuah bahasa Italik yang berasal dari Latium sebuah daerah di Italia sekeliling kota Roma. Bahasa ini menjadi penting karena munculnya Kekaisaran Romawi di mana bahasa Latin adalah bahasa resminya.
Dalam pelajaran biologi terdapat banyak istilah latin dalam materi pembelajaranya menurut lennues istilah latin dalam biologi ini untuk menyamaratakan penggunaan bahasa dalam mempelajari pelajaran biologi.
Dalam pelajaran Biologi di Sekolah, mengingat dan menghapal istilah Latin merupakan hal yang sangat penting. Hal ini disebabkan karena istilah Latin selalu dipergunakan dalam menyatakan sebuah spesies, baik spesies tumbuhan maupun hewan. Proses mengingat istilah yang selalu menjadi kesulitan terbesar siswa.Untuk dapat mengingat istilah Latin itu dengan baik, sebaiknya seseorang harus melakukan pengenalan terhadap objeknya bukan hanya sekedar mengenal namanya saja. Semakin banyak dilakukan pengenalan dengan objeknya secara langsung kemungkinan besar akan semakin kuat pula ingatannya terhadap bahasa latinnya. Namun demikian, harus pula disertai dengan latihan yang rutin baik dalam bentuk membaca, maupun praktikum,untuk memahami konsep dalam pembelajaran biologi.
e. Hakekat menghafal
1. Penegertian menghafal
Dikutik dari KBBI “Menghafal adalah proses melakukan sesuatu untuk memori,tindakan menghafal sering merupakan proses mental untuk menyimpan dalam memori untuk nanti mengingat barang-barang ,nama daftar,gambar,kata,atau lain visualnya,menhhfal juga dapat merujuk kepada proses menyimpan data tertentu kedalam memori(otak).
“Membaca dan menghafal pelajaran yang telah di berikan oleh pegajar,pelajaran yang sudah diterima dikelas tersebut perlu kembali dibaca dan di hafalkan kembali terus menerus secara kontinu,sehingga pelajaran tersebut dapat dipahami dan dimengerti,dalam arti kata,ilmu pengetahuan tidak akan dimiliki begitu saja tanpa upaya untuk kembali membaca dan menghafalkannya kembali”Getlat mind map
2. Prinsip menghafal
Belajar sebagai proses yang dinamis, ada beberapa kegiatan yang harus dipahami adan dilaksanakan oleh pelajar,yaitu memperhatikan penjelasan guru di dalam proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas,namun Begitu banyak informasi yang diterima oleh otak kita setiap harinya, baik informasi dalam proses pembelajaran maupun pada aktifitas sehari hari,dengan mengetahui prinsip informasi yang ingin dapat tersimpan didalam memori jangka panjang yang memiliki kapasitas tidak terbatas yang akan selalu tertanam oleh otak kita sendiri dalam pembelajaran,khususnya dalam pembelajaran bioogi yang banyaka menggunakan istilah latin dalam proses pembelajaranya.
Membaca dan menghafal pelajaran yang telah di berikan oleh pegajar,pelajaran yang sudah diterima dikelas tersebut perlu kembali dibaca dan di hafalkan kembali terus menerus secara kontinu,sehingga pelajaran tersebut dapat dipahami dan dimengerti,dalam arti kata,ilmu pengetahuan tidak akan dimiliki begitu saja tanpa upaya untuk kembali membaca dan menghafalkannya kembali pembelajaran itu tersebut.
Dalam kontek belajar,menghafal merupakan sebuah kegiatan menginput’informasi atau ilmu pengetahuan kedalam otak dengan tujuan agar dapat “dioutputkan”pada jangka waktu yang akan mendatang baik dalam bentuk lisan maupun dalam bentuk tertulis,menghafal merupakan suatu proses sistematis dan berkesinanbungan,menghafal tidak dapat dikatakan 100% memahami dan begitu pula sebaliknya,secara garis besar menghafal dibedakan menjadi dua yaitu:
• Menghafal kontenstual,artinya antara input dan aoutput hafalan harus sama bunyi dan redaksi kalimatnya pun harus percis sama, seperti menghafal pelajaran sejarah dan mata pelajaran biologi yang banyak menggunakan istilah latin dalam materi pembelajaranya.
• Menghafal Non konstekstual,artinya antara input dan output tidak harus sama bunyi dan redaksi kalimatnya,namun antara output dan input terdapat kesamaan ide-ide pokok hafalanya misal menghafal rumus-rumus.”Menurut deasy herianti dalam buku memory power”
3. Metode Menghafal.
metode menghafal yang baik dan efesien bagi kalangan pelajar” belajar mungkin merupakan hal yang membosankan,walaupun tak semua pelajar berpendapat demikian,namun sebagaian besar pelajar setuju bahwa menghafal merupakan aktivitas yang sangat membosankan,trik cepat menghafal yang efesien antara lain sebagai berikut
• Ciptakan suasana yang rileks
Suasana yang senyaman mungkin,hal ini sangat berpengaruh saat aktivitas menghafal,kita membutuhkan kerja otak kanan dan otak kiri memerlukan suasana yang rileks,ini akan membantu kita memaksimalkan kedua kerja otak tersebut,dengan demikian kta kan mudah untuk menghafal dan menyerap pelajaran.
• Baca dengan cermat
Pada dasarnya,model pokok belajar dalah membaca.bacalah dengan seksama bahan yang akan kita hafal,lalu yakinlah bahwa kita benar –benar memahami materi yang kita baca.saat kita menemukan bagian yang tersulit dari bahan baca kita,bacalah bagian baca itu tersebut dahulu,cara ini sangat berguna karena biasanya menghafal yang sulit akan membutuhknan waktu yang sangat lama.dan jika kita telah berhasil memahami bagian tersebut,kita kan termotivasi untuk memahami bagian yang lain lebih mudah dan lebih cepat.
• Ulangi bagian tersulit
Baca kembali bagian tersebut dengan cepat dan berulang-ulang bagian lain juga dengan keceptan tinggi.
• Buat “Penanda”
dalam benakmu ciptakan penanda dalam benakmu dengan membuat dengan membuat sebuah perumpamaan.menurut mikels penandaan peristiwa-peristiwa yang menarik,baru dan menyenangkan dalam kehidupan kita,visualakan tanda tersebut menjadi sesuatu yang dapat kita lihat dengan sejelas-jelasnya,misalnya dengan gambar kartun , sketsa atau diagram.
• Ulangi dengan suara
Ulangi lagi bacaanmu, dengan mengkombinasikan antara yang kita keluarkan dengan tanda apa yang kita telah pilih dalam menghafal.
“kompos”
Selain itu metode menghafal untuk diterpakan di dalam pemebelajaran biologi dalam buku Cara Belajar Biologi Wayne Huang, PhD 2006
metode yang menarik untuk menghafal istilah latin dalam pembelajaran boilogi
a. Jembatan keledai merupakan Suata rangkaian kata yang panjang yang tiap kata mempunyai arti dan makna dari suatu pelajaran,degan menggunakn metode ini di harapkan siswa tidak bosan untuk menghafal dan memahami, bahkan bisa menimbulakn rasa kreatitifitas hal menarik untuk selalu menghafal.
Contoh dari jembatan keledai : Urutan klasifikasi Mahluk Hidup dari tertinggi sampai terendah menggunakan jembatan keledai berikut ini :
Kingdom - Divisio - (K)Classis - Ordo - Familia - Genus - Species
Maka akan dengan mudah kita buat jembatan keledai
Raja - Di - Kampung - Orang - Flores - Gemuk – Seram
e. Konsep Biologi
biologi merupkan salah satu cabag IPA yang mempelajari tentang makhluk hidup dan lingkungan yang mempengaruhinya. Disamping itu ,Biologi mempelajari konsep-konsep biologi dalam mengembangkan teknologi untuk kehidupan sehari-hari dan meningkatkan kesejahteraan manusia (Didi,2007:7).
Pembelajarn biologi dalam IPA adalah aktivitas kegiatan belajar mengajar dalam mengembangkan kemampuan berpikir sistematis dan kerja ilmiah kemampuan dekleratif yang selama ini dikembangkan. Hal ini berarti , belajar biologi tidak hanya belajar dalam wujud pengetahuan dekleratif berupa fakta, konsep, prinsip hukum, tetapi juga belajar tentang pengetahuan prosedur berupa cara memperoleh informasi, cara bekerja teknologi IPA, kebiasaan bekerja ilmiah dan keterampilan berpikir. Belajar Biologi memfokuskan kegiatan pada penemuan dan pengelolaan informasi melalui kegiatan mengamati, mengukur, mengajukan pertanyaan, mengklasifikasikan, memecahkan masalah dan sebagainya.
Pembelajaran Biologi memiliki fungsi sebagi berikut ( Iwan , 2006:3 ) :
1. Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2. Mengembangkan keterampilan dan nilai Ilmiah.
3. Mempersiapkan siswa menjadi warga Negara yang melek sains dan teknologi.
4. Menguasai konsep-konsep sains untik bekal hidup di masyrakat dan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Sedangkan tujuan pembelajaran Biologi menurut Dediknas adalah Sebagai Berikut:
“(1) meningkatkan kesadaran akan kelestrian lingkungan, (2) menumbuhkan kebanggaan nasional dan menghargai kebesaran serta kekuasaan Tuhan yang Maha Esa, (3) memahami konsep – konsep biologi dan saling keterkaitanya, (4) mengembangkan daya penelaran untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari , (5) mengembangkan ketrampilan dasar biologi untuk memperoleh konsep-konsep biologi dan menumbuhkan nilai serta sikap ilmiah, (6) menerapkan konsep dan prinsip biologi dalam kehidupan sehari-hari, (7), mengembangkan bekal pengetahuan dasar untuk untuk melanjutkan kejenjang berikutnya(Dediknas,2002:32)’.
Pada hakikatnya materi yang diberikan kepada siswa dalam pelajaran Biologi merupakan studi tentang alam dan isinya dengan jalan observasi, pengukuran eksperimen yang dapat diulang ulang untuk menempatkan atau menguatkan atau memodifikasi hukum-hukum alam yang berfungsi untuk menjelaskan sifat-sifat dan prilaku alam dan isinya.
Hendro Darmodjo mengemukan bahwa ,” ilmu pengetahuan alam merupakn ilmu pengetahuan yang objeknya adalah alam dengan segala isinya termasuk bumi, tumbuhan, hewan serta manusia yang ditinjau dari segi fisik”. ( Hendro , 1997:1.8).
Biologi sebagai salah satu bidang ilmu engetahuan alam menyediakn berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep. Mata pelajaran biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analisis, induktif dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiw alam sekitar.
Iwan Wahyu mengemukan bahwa :
“ Biologi merupakan ilmu pengetahuan atau sains. Ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yang telah ditata dengan aturan tertentu, sehingga menghasilakan pernyataan-pernyataan y7ang berlaku secara umum, Biologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios yang berarti hidup dan logos yang berarti ilmu “. ( Iwan, 2006: 3).
Jadi Biologi merupakan ilmu tentang makhluk hidup atau ilmu hayat. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulakan bahwa definisi Biologi secara luas adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang segala kehidupan organisme atau mahluk hidup dibumi beserta komponen komponen yang terdapat didalamnya.
d. keankeragaman makhluk hidup
Ciri-ciri mahkluk hidup
Makhluk hidup memiliki ciri-ciri , sebagai berikut:
1. Bergerak
Bergerak adalah merupakan perubahan posisi , baik seluruh tubuh atau sebagian , hal ini disebabkan oleh adanya tanggapan terhadap rangsang. Rangsang yang dilakukan ppada tumbuhan antara lain: gerak menutupnya daun putri malu jika di sentuh, gerak ujung batang dari bawah ke atas kea rah sinar matahari, dan gerak membukanya biji lamtoro disebabkan perubahan kadar air. Pada hewan juga terdapat gerak, antara lain: gerak aktif pada hewan vertebrata yaitu alat gerak berupa otot, gerak pasif pada hewan vertebrata yaitu alat gerak berupa tulang, dan gerak pada manusia yaitu berjalan, berlari dan lain-lain.
2. Peka terhadap Rangsang(iritabilitas)
Tumbuhan ,hewan dan manusia mempunyai kepekaan terhadap rangsang , hal ini dapat ditunjukan sebagai berikut :
a. Pada tumbuhan, daun putri malu bila diberi rangsang sentuhan akan menanggapi rangsang dengan menutup daunya .
b. Pada hewan , ayam ketika fajar menyingsingkan akan berkokok.
c. Manusia jika diberi bau yang merangsang akan menanggapi rangsang, misalnya bersin.
3. Memerlukan makan ( nutrisi)
Setiap makhluk hidup memerlukan makanan. Hal ini bertujuan agar dapat mempertahankan hidup, menghasilakan energy, dan pertumbuhan. Setiap makhluk hidup mempunyai cara yang berbeda beda dalam memperoleh makanan. Tumbuhan dapat membuat makanan sendiri melalui proses fotosintesis. Hewan dan manusia tidak dapat membuat makanan sendiri, tetapi tergantung pada makhluk hidup lainnya.
4. Bernafas ( respirasi)
Bernafas yaitu pengambilan oksigen untuk oksidasi makanan, sehingga memperoleh energy dan mengeluarkan karbondioksida sebagai zat sisa. Hewan vertebrata di darat dengan paru-paru, ikan bernafas dengan ingsang, cacing bernafas dengan kulit. Tumbuhan, pada daun bernafas melalui stomata, pada batang melalui lintisel dan akar melalui bulu-bulu akar. Manusia bernafas dengan paru-paru.
5. Tumbuh dan berkembang
Tumbuh adalah bertambahnya volume atau makhluk hidup yang irreversible, berkembang adalah proses menuju kedewasaan yang dipengaruhi oleh hormone, nutrisi dan lingkungan.
6. Berkembangbiak ( reproduksi)
Berkembangbiak adalah memperbanyak diri untuk mempertahankan kelestarian jenisnya. Cara berkembangbiak sebagai berikut:
a. Secara kawin/generatif, yaitu perkembangbiakan yang melibatkan sel telur dan sel sperma.
b. Secara tak kawin/vegetative, yaitu perkembangbiakan yang tidak melibatkan sel telur dan sel sperma. Melainkan melibatkan sel tubuh.
7. Adaptasi
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri terhadap lingkunagn dan untuk mempertahankan diri, terhadap tiga macam adaptasi , yaitu :
a. Adaptasi morfologi, yaitu penyesuaian diri terhadap alat-alat tubuhnya.
Contoh: burung elang mempunyai kuku yang tajam untuk menrkam mangsa. Bunga teratai mempunyai daun yang lebar untuk memperluas bidan penguapan.
b. Adaptasi fisiologi, yaitu penyesuian diri terhadap lingkungan dengan fungsi alat-alat tubuh. Contoh: manusia menambah jumlah sel darah merah bila berada di pegunagan, kotoran unta kering, tetapi urinenya kental.
c. Adaptasi tingkah laku, yaitu penyesuian diri terhadap lingkungam dengan tingkah lakunya.contoh: bunglon merubah warna tubuhnya, ikan paus muncul ke permukaan secara periodik.
8. Regulasi
Regulasi adalah proses pengaturan keserasian di dalam tubuh organisme yang di atur oleh syaraf dan hormon.
9. Eksresi adalah proses pengeluaran sisa-sisa metabolisme tubuh. Dalam proses oksidasi makanan selain menghasilakn energy , tubuh organisme juga menghasilkan zat sisa yang harus dikelurakan akan membahayakan tubuh. Contoh: manusia mengeluarkan karbondioksida melalui paru-paru , ikan mengeluarkan oksidasi melalui insang.
Salah satu ciri makhluk hidup adalah kepekaan terhadap rangsang. Meskipun tumbuan tidak mempunyai system syaraf, tumbuhan mampu menanggapi rangsang yang ada dalam lingkungan.
A. Klsifikasi Makhluk hidup
Di bumi keankekaragaman makhluk hidup sangat beranekaragam dan semakin lama bertambah banyak, tentu saja keanekaragaman juga bertamabah.dengan adanya makhluk hidup yang jumlahnya berjuta-juta itu bagaimana kita akan mempelajarinya? Untuk mempelajarinya makhluk hidup tersebut, manusia berusaha menyedarhanakan makhluk hidup dengan menggolong-golongkan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimilki.
Di dalam kelompok yang mempunyai ciri-ciri yang sama pastilah ditemukan lagi perbedaan-perbedaan. Kemudian dibentuk kelompok-kelompok lagi perbedaan-perbedaan. Kemudian dibentuk kelompok-kelompok yang lebih kecil berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki , sehingga akan diperoleh kelompok terkecil dengan persamaan ciri yang sama. Ilmu yang mempelajari pengelompokan makhluk hidup dengan suatu system tertentu di sebut klasifikasi atau taksonomi. Lebih jelasnya, simak penjelasanya tentang klasifikasi makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri berikut ini!
Pada abad ke-18 carolus Linnaeus (1707-1778) seorang ahli biologi dari swedia memperkenalkan memperkenalkan klsifikasi berdasarkan persamaan struktur, makhluk hidup yang mempunyai struktur tubuh yang sama ditempatkan dalam satu kelompok . bila satu kelompok di temukan perbedaan –perbedaan. Maka dipisahkan dalam kelompok yang lebih kecil lagi begitu seterusnya. Hal ini menghasilakan setiap kelompok kecil mempunyai persamaan ciri. Dengan cara seperti ini maka makhluk yang ada dipermukaan bumi ini di bedakan menjadi dua (2) kelompok dunia kehidupan besar yaitu: dunia hewan atau animalia dan dunia tumbuhan atau plantae.
Selanjutnya setiap dunia akan dibagi menjadi kelompok-kelompok lebih kecil yang di sebut dengan takson-takson.
Dunia hewan akan dibagi menjadi takson-takson sebagai berikut:
a. Kingdom
b. Filum
c. Class atau kelas
d. Ordo atau bangsa
e. Familia atau suku
f. Genus atau marga
g. Spesies atau jenis
Dalam dunia tumbuhan dibagi menjadi takson-takson sebagai berikut:
a. Kingdom
b. Divisi
c. Class atau kelas
d. Ordo atau bangsa
e. Familia atau suku
f. Genus atau marga
g. Spesies atau jenis
Selain itu, di dalam klsifikasi makhluk hidup menggunakan system yang disebut dengan Sistem Binominal Nomenklator ( system nama ganda ) dalam system binominal Nomenklatur mempunyai aturan-aturan sebagai berikut:
a. Spesies terdiri dari dua kata, kata pertama menunjukan genus dan kata kedua menunjukankan spesifikasinya.
b. Kata pertama diawali dengan huruf besar dan kata kedua dengan huruf kecil.
c. Menunjukan bahasa latin atau ilmiah atau bahasa yang dilatinkan dengan cetak miring atau digaris bawahi.
Contoh : nama spesies Pisang ; Musa paradisiaca L
Genus: Musa
Spesicies:paradisiaca
Pelaku pengidentifikasi oleh Linnaeus disingkat dengan L, beberapa alas an dalam klsifikasi menggunakan bahasa latin karena :
a. Agar tidak kekeliruan dalam mengidentifikasi makhluk hidup yang sama percis.
b. Nama ilmiah jarang berubah.
c. Nama ilmiah ditulis dalam bahasa yang sama di seluruh dunia.
Tabel II.3 beberapa klsifikasi makhluk hidup.
Urutan takson Hewan Tumbuhan
Kingdom Animalia Plantae
Divisi/filum Chordate Spermatophyta
Class Mammalia Angiospermae
Familia Carnivore Leguminosae
Genus Canidae Papillioceae
Spesies Canis
familiaris
(Anjing ) Phaseoolus
Phaseolus vulgaris
(kacang buncis)
Menurut RH. Whittaker yang didukung banyak oleh ahli biologi , pada tahun 1969 dikembangkan makhluk hidup menggunakan system lima kingdom sebagai berikut:
1. Monera
Pada bagian kingdom ini ini terdapat hal-hal penting yang perlu diketahui , yaitu:
a. Meonera berasal dari kata moneras yang artinya tunggal.
b. Mikroorganisme ini memliki inti tetap , tidak memiliki selubung inti sehingga bersifat prakariotik. Missal : bakteri dan ganggang biru
1) Bakteri
Struktur bakteri sangat sederhana teatpi mempunyai peranan yang penting. Umumnya tidak memiliki klorofil dan bersifat heterotroph . tempat hidup bakteri di mana-mana misalnya di kulit, dimulut,di tanah, dan sebagainya. Berdasrkan bentuknya bakteri di bedakan menjadi 3 macam yaitu:
a) Bacillus: bakteri bebentuk batang atau basil. Terdapat tiga macam bentuk bacillus, yaitu:
(1) Streptobasil , berbentuk panjang seperti rantai, contoh: bacillus antrhracis , penyebab penyakit antraks
(2) Diplobasil, berkelompok dua-dua.
(3) Basil tunggal.
b) Coccus : bakteri berbentuk bola . terdapat lima macam bentuk coccus , yaitu :
(1) Monococcus, tunggal
(2) Diplococcus , berkoloni dua-dua
(3) Streptococcus, seperti rantai
(4) Staphylococcus, seperti buah anggur
(5) Sarcina , berbentuk kubus.
c) Spirillum: bakteri berbentuk spiral . terdapat tiga macam bentuk spirillum, yaitu :
(1) Spiral, berbentuk lebih dari setengah lingkaran
(2) Koma, berbentuk kurang dari setengah lingkaran
(3) Spirochaeta, berbentuk sulur berpilin.
Terdapat bakteri yang menguntungkan dan merugikan bagi kehidupan manusia. Bakteri yang menguntungkan bagi manusia , antara lain :
a) Clostidium pasteurianum dan azotobacter chroococcum ; mengikat nitrogen sehingga dapat menyuburkan tanah.
b) Rhizobium radicicola ; terdapat dalam bintil akar kacang yang dapat menyuburkan tanah.
Bakteri yang merugikan bagi manusia antara lain:
a) Salmonella thyposa, penyebab penyakit tipus
b) Mycobacterium tuberculosis, penyebab penyakit TBC
c) Clostrodium tetani , penyebab penyakit titanus
d) Shigella dysentriae, penyebb penyakit disentri.
2) Gangang biru ( Chyanophyta).
Merupakan ganggang bersel satu , berbentuk koloni atau multi sel. Selain mempunyai klorofil karotenoid juga mempunyai pigmen yang tergolong fibolobin yaitu fikosianin berwarna biru dan fikeoeritin berwana merah. Mengapa di beri nama ganggang biru? Nama ganggang biru , sebab warna yang dominan biru. Manffat anggang biru , antara lain : Anabaena azollae di gunakan sebagai pupuk , spirullina sebagai bahan makanan mengandung protein dan lain-lain.
2. Protista
Protista bersifat eukariotik, yaitu memliki membrane inti, bersel tunggal dan multiseluler . missal : protozoa yang mempunyai ukuran sangat kecil , satu sel, hidup di air atau parasite pada makhluk lain, berkembangbiak membelah diri .berdasarkan alat geraknya hewan bersel satu dibagi menjadi :
a. Hewan berkaki semu atau rhizopoda, tubuhnya dapat membentuk kaki semu / pseudopodia, contoh : Amoeba proteus, Entamoeba coli
b. Hewan berbulu getar atau flgellata , memiliki flagel yang bergerak mirip dengan cambuk . contoh : Chlamydomono,Trypanosoma, Euglena.
c. Hewan berbulu getar atau Ciliata, memiliki silia yang selalu bergetar berfungsi sebagai alat gerak dan mengmabil makanan. Contoh: Paramaecium,Didinum.
d. Hewan berspora atau Sprozoa, berkembang biak dengan spora. Contoh : Plasmodium
3. Fungi
Pada bagian kingdom ini terdapat hal-hal yang harus diperhatikan, antara lain :
a. Jamur terdiri dari sel satu dan sel banyak
b. Tubuh tersusun dari benang benang halus disebut hifa
c. Hifa ada yang bersekat dan ada yang tidak bersekat.
d. Berkembangbiak dengan spora .
Berdasrkan bentuk hifa jamur di bedakan menjadi dua , yaitu :
1) Jamur ganggang ( Phycomycetes), jamur ini hifa nya bersekat-sekat, contoh Rhizopus untuk tempe. Pada tampe terdapat benang-benag halus disebut miselium yaitu cabang hifa, apabila tempe membusuk maka permukaan tempe akan membusuk.
2) Jamur benar ( Eumycetes), jamur ini memiliki hifa yang bersekat-sekat . berdasarkan pembentuk spora dibedakan menjadi tiga , yaitu:
a) Ascomycetes, jamur ini membentuk spora pada sebuah alat seperti kantong yang disebut askus. Missal : Penicillium sp.
b) Basidomycotes, jamur ini membentuk spora pada sebuah alat seperti botol , umumnya jamur ini berukuran besar. Misal: Volvariella volvaceae (jamur merang), Auricula volvaceae(jamur keeping).
c) Jamur tidak sempurna ( Deuteromycetes), jamur ini tumbuh pada roti, sisa makanan,tongko,jagung,kotoran ternak dan manusia . biasanya termasuk kelompok jamur penyebab penyakit. Missal : Tinea versicolor penyebab panu Aspergilus fimugtus penyebab penyakit saluran pernafasan pada manusia.
4. Plantae
Plantae dibedakan menjadi : ganggang,lumut,paku dan tumbuhan berbiji.
a. Ganggang atau alga
Berdasarkan zat warna alaga di bedakan menjadi empat golongan,yaitu:
1) Alaga hijau atau Chloropyceae, memiliki pigmen hijau dan kuning/karoten, multiselule, berbentuk benang. Contoh: Spirogyra,Cholrella,Cholorococcum.
2) Alga merah atau Rhodophyceae,memiliki pigmen fikoerotin merah , hidup di alut agak alam. Contoh : Euchema spinosum, bahan pembuat agar-agar.
3) Alga piring atau Phaerophyceae, berwarna coklat kehijau-hijauan, banyak mengandung asam Alginat untuk industry tekstil dan obat-obatan ,contoh sargassum dan turninaria.
4) Alga kersik atau Chrysophyceae, hidup dilaut , bangkai alga ini di dasar laut alkan membentuk lapisan tanah yang disebut diatomae yang berguna untuk bahan isolasi , alat gerak logam dan bahan isolator dinamit.
b. Lumut (Bryophyta)
Limut memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Memiki akar,batang,daun,tetapi bukan,akar,daun sejati,akar disebut rhizoid dan belum memilki berkas pembuluh.
2) Rhizoid berfungsi menempelkan tubuh lumut dan hidup ditempat yang lembab.
3) Berkembang biak dengan kawin dan tak kawin yang disebut dengan pergiliran keterunan.
c. Tumbuahan paku (pteridophyta)
1) Tumbuhan paku sudah mempunyai akar batang daun yang jelas.
2) Pada daun terdapat bulatan berwarna kuning/cokelat disebut sorus , sorus merupakan kumpulan kotak spora yang dibungkus indusium.
3) Tempat hidup menempel pada pohon bersifat epifit.
4) Perkembangan secara kawin dan tidak kawin yang disebut pergiliran keturunan.
Klsifikasi tumbuhan paku dibagi menjadi empat kelas yaitu:
a). paku lumut (psilopitinae) menyerupai tumbuhan lumut daun sebagian besar epifit. Contoh: psilotum nudun
b) paku ekor kuda ( Equisetinae) batang terdapat dalam tanah,cabang ruas-ruas , daun fertile menghasilkan spora. Contoh Equisetum sylvaticum
c) paku kawat (Lycopodiinae). Tubuhnya seperti rambut atau kawat, habitatnya didaerah pegunungan.
d) paku benar (Filicinae) dapat hidup dimana mana , sorus berkumpul pada ujung tepi, dan tersebar di permukaan daun.contoh : Suplir, semanggi.
Manfaat tumbuhan paku bagi manusia , yaitu: sebagai tanaman hias, sebagai tanaman obat-obatan, sebagai pupuk dan sebagai sayuran.
d. Tumbuhan biji (Spermatophyta )
Merupakan tumbuhan penghasil biji yang digunakan sebagai alat perkembangbiakan, berdasarkan letak bakal biji di bagi menjadi dua macam yaitu:
1) Gymnospermae ( tumbuhan biji terbuka)
Gymnospemae adalah tumbuhan yang bakal bijinya tidak terlindung oleh daun buah, tetapi menempel pada daun buah.gymnospermae memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
• Pohon berakar tunggang daunya berbentuk seperi jarum, kecil tebal dan lebar tipis
• Alat kelamin jantan dan alat kelamin betina di sebut strobilus yang mengandung sporangia.
Tumbuhan biji terbuka dibagi beberapa kelas . antara lain:
a) Cycadinae: merupakan pohon palem , sedikit cabang, daun menyirip, contoh Cycas rumphii (pakis haji)
b) Gnetinae: batang berkayu ,bercabang,daun tunggal contoh Gnetum gnemon (melinjo)
c) Conifirinae : tumbuhan semak, pohon tajuk berbentuk kerucut, daun berbentuk jarum . Contoh: pinus merkusii (pinus)
Manfaat tumbuahan biji terbuka , antara lain :
a) Sebagai bahan industry kertas : batang melinjo dan pinus
b) Sebagai bahan obat-obatan : pinus
c) Sebagai bahan makanan : melinjo
d) Sebagai tanaman hias : pakis haji
2) Angiospermae
Angiospermae adalah tumbuhan yang bakal bijnya tersimpan dalam buah angiospermae memeiliki ciri sebagai berikut :
• Alat perkembanganbiakan berupa bunga
• Organ tubuh akar batang daun sudah dapat dibedakan dengan jelas
• Susunan dan menyirip,menyirip, sejajar dan beranekragam
• Bakal biji tersimpan dalam daun buah.
• Adanya pembuahan ganda (terjadi dua kali peleburan) yaitu: antara spermatozoid dengan sel telur akan menghasilkan zigot atau biji dan antara spermatozoid dengan inti kandungt lembaga sekunder (KLS) menghasilkan cadangan makanan.
Tumbuhan biji tertutup dibagi menjadi dua kelas , yaitu :
a) Dikotil atau dikotiledonae
Tanaman dikotil memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
• Tumbuhan biji berkeping dua
• Akar tunggang.
• Daun tersebar berhadap-hadapan
• Tulang daun menyirip atau menjari
• Bagian daun menyirip atau menjari
• Biji memiliki dau daun lembaga.
b) Monokotil / monocotiledonae
Tanaman monokotil memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
• Tumbuhan biji berkeping satu
• Akar serabut
• Daun berseling
• Tulang daun sejajar dan berbentuk pita
• Biji memiilki satu daun lembaga.
5. Animalia
Berdasarkan ada tidaknya tulang ruas belakang pada hewan, dibedakan menjadi dua:
a. Avertebrata, yaitu hewan yang tidak memiliki ruas tulang belakang, avertebrata memiliki filum, sebagai berikut :
1. Protozoa (hewan bersel satu )
Tubuh bersel satu, cara hidup bebas dan parasite pada makhluk hidup tidak memiliki plastid , bergerak dengan kaki semu,bulu cambuk,berbulu getar, cara berkembang biak dengan membelah diri (tak kawin) dan konjugasi ( kawin )
2. Porifera (hewan berpori-pori)
Hidup di air, seluruh permukaan tubuh berpori-pori, mempunyai rangka dari zat tanduk, zat spons yag sering digunakan untuk alat gosok pada waktu mandi,contoh : Euspongia, poterion, dan Scypha.
3. Colenterata ( hewan berongga )
Hidup di air, tubuhnya berongga, mempunyai tentakel untukn menangkap makanan dan sebagai alat peraba, mempunyai dua bentuk tubuh yaitu polip menempel pada tempat hidup dan medusa sperti paying melayang-layang di air .
4. Vermes (cacing)
Berdasrakan bentuk tubuh di bedakan menjadi tiga kelompok , yaitu , Platyhelmenthes ( tidak mempunyai rongga dan anus, tetapi hanya memiliki satu lubang mulut untuk memasukan makanan) , Nemathelminthes ( tubuhnya bulat panjang , tidak bersegmen-segmen , memiliki mulut dan anus, berkembang biak dengan kawin) Annelida (tubuh beruas-ruas, tersusun seperti cincin, memilki mulut dan anus, antara badan dan dinding terdapat rongga badan)
5. Arthropoda(hewan berbuku-buku )
Tubuhnya dibedakan atas kepala, dada dan perut. Memiliki alat indera yang peka terhdap sentuhan panas,bau bauan, mata majemuk yaitu terdiri atas beribu-ribu mata kecil yang berbentuk segi enam disebut mata faset. Arthropoda meliputi empat kelas antara lain. Insecta, Crustacea ,Arachnoidea, Myriapoda.
6. Mollusca (hewan lunak )
Tubuh lunak banyak mengandung lendir dan terbungkus oleh mantel , cangkang dan zat kapur, hewan ini dibedakan menjadi tiga kelas,yaitu Polecypoda (kerang), Gastropoda (cumi-cumi) Cephalopoda (siput)
7. Echinodermata (hewan berklit duri)
Tubuh diselimuti kulit duri, terdapat lempenh dari zat kapur memiki alat gerak kaki ambulakar yang merupakan tabung yang dilengkapi dengan alat pengisap dan digunakan untuk melekat di dasr air, system syaraf menyebar ke seluruh tubuh. Alat pencernaan dari mulut , usus anus, pernafasan insang tersebar di seluruh permukaan tubuh, perkembangbiakan secara kawin, mempunyai daya generasi yaitu mempunyai kemampuan untuk menumbuhkan kembali bagian tubuh yang terputus, Echinodermata memiki lima kelas , yaitu Asternoida (bintang
laut),Echinoida (landak laut),Ophiuroida (bintang
laut),Crinoideae(lilia laut) Holothuroidea(tripang).
b. Vertebrata, yaitu kelompok hewan yang memilki ruas tulang belakang.hewan vertebrata di bagi menjadi lima kelas, yaitu:
1. Pisces (ikan)
Hidup di air, pernafasan dengan insang, memiliki sirip untuk menentukan arah gerak didalam air,memilki gurat sisi untuk mengetahui tekanan di air. Suhu badan poikiloterm atau berdarah dingin yaitu suhu tubuh disesuaikan dengan lingkunagn. Perkembangbiakan dengan cara bertelur. Contoh: ikan bertulang rawan (chondrichyes); ikan cucut,ikan pari, ikan hiu,ikan bertulang sejati (iosteichyes); ikan merah, ikan salem.
2. Amphibia (amfibi)
Hidup di dua tempat, bernafas dengan insang dan paru-paru, suhu badan poikiloterm , berkembang biak bertelur dan pembuahan di dalam tubuh (eksternal ) . contoh : katak pohon, salamander.
3. Reptillia (reptil)
Berkulit keras, kering dan bersisik .pada ular sisiknya sering mengelupas . suhu badan poikiloterm , berkembnagbiak dengan bertelur, pembuahan di dalam tubuh betina. Contoh : kadal, buaya , ular.
4. Aves (burung)
Tubuh burbulu untuk terbang dan melindungi tubuh , tubuh berongga supaya ringan, suhu badan homoiterm atau berdarah panas yaitu suhu tubuh tetap. Berkembnag biak dengan bertelur dan pembuahan didalam tubuh (internal). Contoh kasuari, burung kutilang, burung wallet dan sebagainya.
5. Mammalia (hewan menyusui )
Memiliki kelenjar susu , berkembang biak dengan melahirkan anak beberapa yang bertelur, berambut, suhu badan homoiterm dan bernafas dengan paru-paru. Contoh:
• Sebangsa kera misalnya: monyet,beruk, dan orang utan.
• Sebangsa hewan buas misalnya: harimau dan singa
• Sebangsa pemakan serangga misalnya: tikus, dan tringgiling
• Sebangsa hewan pengerat misalnya: marmot,bajing dan tikus
• Sebangsa hewan berkantong misalnya: kanguru.
B. KERANGKA BERPIKIR
Dalam proses pelajaran biologi banyak terdapat istilah-istilah latin dalam materi pembelajaranya,untuk itu pemberian tugas lisan untuk penghafalan istilah latin dalam proses pembelajaran biologi membantu siswa untuk memahami konsep pembelajaran biologi dan membantu untuk selalu ingat dengan istilah-istilah dalam pembelajaran biologi.
Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan {diingat} kembali secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli, dan menyimpan kesan-kesan yang nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat diingat kembali kealam dasar.
Pemberian tugas menghafal dapat menumbuhkan motivasi intrinsik yang dapat memberikan dorongan terhadap minat siswa untuk mempelajari konsep yang diberikan melalui berbagai pengalaman, kejadian, fakta dan fenomena yang dialaminya sendiri, sehingga dapat memberikan suatu hasil dalam proses pembelajaran biologi yang diharapkan dan yang lebih penting adalah siswa memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Dengan demikian seseorang pendidik dapat menentukan cara pembelajaran biologi yang siste matis dan metode menghafal yang efesien dan menarik , agar tidak hanya peserta didik itu mengerti dengan materi pembelajarn biologi akan tetapi guru mengerti cara berpikir peserta didik. Dengan adanya pemberian tugas menghafal istilah latin dalam materi biologi dalam proses pembelajaran, diharapkan dapat memberikan stimulus terhadap peserta didik sehingga peserta didik tersebut terpengaruh atau terkondisikan oleh tugas menghafal yang diberikan oleh pengajar agar hasil belajar yang dicapai oleh siswa menjadi lebih baik.
C. HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengajukan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Apakah terdapat pengaruh pemberian tugas menghafal istilah latin yang digunakan guru terhadap hasil belajar keanekaragaman makhluk hidup yang dicapai siswa”
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 kresek, kab. Tangerang , pada tahun ajaran 2010-2011, SMP negeri 2 kresek terdiri dari 9 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 350 siswa
Profil sekolah SMP Negeri 2 kresek kabupaten tangerang
a. Kondisi Guru :
PNS PTT Honor
Guru Bidang studi
Guru Agama
Guru Penjaskes
Tata Usaha
b. Kondisi fasilitas
Ruang Jumlah Ukuran
Kepala sekolah
Wakil kepala sekolah
Guru
Belajar
Tamu
Media
Komputer
WC Guru
WC Murid
Rumah penjaga sekolah
c. Kondisi Siswa
Jumlah siswa April 2011 Laki Laki Perempuan Jumlah kelas
X
XI
XII
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung mulai dari bulan januari sampai april , kegiatan tersebut dimulai dengan penyusunan proposal terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan berikutnya . dapat dilihat pada table (3.2) tentang jadwal penelitian
NO Deskrpsi kegiatan Des Jan Feb Mar Apr
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
B. Metode penelitian
1. Jenis penelitian
Berdasarkan tujuan dan perumusan masalah penelitian diatas, maka jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode ekperimen.
Metode ini sebagai metode ilmiah, karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu: empiris, objektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga sebut metode discovery, karena metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan pada berbagai ilmu pengetahuan teknologi baru, dan dalam metode kuantitatif ini data penelitian berupa angka-angka dan analisis dengan metode statistic.
Proses penelitian ini bersifat deduktif , dimana untuk menjawab rumusan masalah digunakan konsep atau teori, sehingga dapat dirumuskan hipotesis. Hipotesis tersebut selanjutnya diuji melalui pengumpulan data dilapangan. Untuk mengumpulkan data tersebut, digunkan instrument penelitian . data yang telah terkumpul selajutnya di analisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistic deskriptif, sehingga dapat dikumpulkan hipotesis yang dirumuskan akan dapat terbukti atau tidak.
Penelitian yang menggunakan metode eksperimen , yaitu dengan memberikan jenis perlakuan yang berbeda pada dua kelompok belajar siswa . kelompok siswa yang satu dijadikan eksperimen yaitu kelompok yang ditugaskan untuk menghafal istilah latin yang terdapat pada materi Ekosistem, sedangkan kelompok lainya sebagai kelompok yang tidak di berikan tugas untuk menghafal . dari masing-masing kelompok tersebut , kemudian dapat dilihat hasil belajar siswa.
2. Desain penelitian
Desain penelitian tersebut disusun untuk dapat membandingkan hasil belajar kedua kelompok tersebut setelah diberikan perlakuan berbeda, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok control, adapun deasin penelitiannya adalah sebagai berikut:
3. Proses ekperimen
agar hasil yang diperoleh benar benar valid, maka penelitian dilaukakan terhadap dua kelompok dengan kelas yang kondisi anaknya homogeny, maksudnya bobot dan latar belakang ilmu sama , kondisi belajarnya sama, guru dan sarana-prasaranapun juga sama, sehingga untuk mendukung hal ini siswa di ajar oleh gurunya sendiri.
Dalam mengadakan penelitian, guru menyiapkan RPP dan mengikuti arahan penelitian sesuai dengan rambu-rambu pengelolaan pengajaran kelas VII guru memberikan materi pelajaran ekosistem dengan metode penugasan untuk A menghafal istilah latin yang terdapat pada materi Ekosistem dan kelas VII tanpa pemberian tugas untuk menghafal istilah latin yang terdapat pada materi Ekosistem.
C. POPULASI dan SAMPEL
1. Populasi Target
Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP negeri 2 kresek kabupaten tangerang.
2. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau adalah seluruh siswa kelas VII SMP negeri Kresek Kabupaten Tangerang yang mempunyai hasil belajar biologi tahun 2010/2011.
3. Ukuran sampel
Mengingat jumlah kelas VII sebanyak 3 kelas, maka ukuran sampel yang digunakan adalah kelas VII A yang terdiri dari 40 siswa sebagai kelas yang ditugaskan untuk menghafal istilah latin biologi yang terdapat pada pokok bahasan Ekosistem dan kelas VII B yang terdiri dari 42 siswa sebagai kelas yang tidak diberikan tugas menghafal istilah latin.
4. Teknik sampling
Sebelum teknik samling yang dipakai yaitu double stage sampling, yaitu dari tiga kelas yang ada diambil dua kelas yaitu kelas pertama yang ditugaskan untuk menghafal istilah latin biologi yang terdapat pada pokok bahasan Ekosistem dan kelas yang kedua tanpa pemberian tugas intuk menghafal istilah latin biollogi.
D. Metode pengumpulan data
1. Variabel penelitian
Variable penelitian ini terdiri dari:
a. Variabel terikat : hasil belajar materi Ekosistem
b. Variabel Bebas : metode penugasan untuk menghafal istilah istilah latin yang terdapat pada materi Ekosistem.
2. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari :
a. Sumber data dalam variable terikat adalah siswa kelas VII B dan siswa kelas VII A SMP negeri 2 kresek Kabupaten tangerang.
b. Sumber data dalam varibel bebas adalah dokumen perpustakaan.
3. Teknik pengumpulan data
a. Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
Teknik dilakukan dengan cara memberikan tes hasil belajar biologi kepada siswa yang melakukan penelitian, hal ini ditempuh untuk mengukur pengetahuan, dan pemahaman siswa pada pelajaran biologi . tes yang diberikan siswa berbentuk plilihan ganda denagn 5 alternatif jawaban sebayak 20 soal
b. Teknik megumpulkan untuk variable bebas
Mengumpulkan atau mendapatkan data tentang metode pengajaran biologi dilakukan dengan studi pengumpulan dokumen kepustakaan yang diperoleh melalui buku-buku teks maupun media internet.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan menjadi dasar utama perkembangan berbagai hal di dalam kehidupan manusia karena pada dasarnya pendidikan diwujudkan untuk menciptakan individu-individu yang berkualitas yang siap dan mampu menghadapi berbagai rintangan yang ada dalam kehidupan yang akan datang.
Pendidikan dalam tingkat dan lingkup manapun pada wujud nyatanya adalah belajar. Sekolah merupakan tempat pelaksana kegiatan belajar mengajar antar guru dan peserta didik. Kegiatan belajar ini akan berlangsung dengan baik apabila kedua belah pihak dapat bekerja sama menciptakan suasana sekolah yang kondusif. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai objek didik.
Profesionalisme seorang guru mutlak diperlukan sebagai bekal dalam mengakses perubahan baik itu metode pembelajaran ataupun kemajuan teknologi yang kesemuanya ditujukan untuk kepentingan proses belajar mengajar. Sebab jika ditinjau dari undang-undang sebagaimana tersebut di atas tugas guru tidak sekedar menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, tetapi lebih kepada bagaimana menyiapkan mereka menjadi sumber daya manusia yang terampil dan siap mengakses kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta liberalisasi yang terjadi di masa nanti.
Dalam kaitan dengan proses belajar mengajar hendaknya guru dapat mengarahkan dan membimbing siswa untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga tercipta suatu interaksi yang baik antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Hal ini senada seperti yang ditulis Madri M. dan Rosmawati, bahwa terjadinya proses pembelajaran itu ditandai dengan dua hal yaitu : siswa menunjukkan keaktifan, seperti tampak dalam jumlah curahan waktunya untuk melaksanakan tugas ajar, terjadi perubahan perilaku yang selaras dengan tujuan pengajaran yang diharapkan
Biologi merupakan salah satu pelajaran IPA yang berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami alam semesta secara sistematis, sehingga biologi bukan hanya merupakan penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses menemukan. Pendidikan biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam disekitarnya, yang di dalamnya terdapat berbagai pokok bahasan yang memiliki kekhususan karakter masing-masing serta konsep-konsep yang harus dipahami.
Belajar biologi secara bermakna baru akan dipahami apabila siswa terlibat aktif secara intelektual, manual dan social, oleh karena itu, perlu dicari strategi yang tepat untuk mempelajari biologi terutama materi keanekaragaman mahluk hidup,keanekaragaman makhluk hidup merupakan pelajaran yang membahas tentang hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan lingkungan, dalam materi keankeragaman makhluk hidup banyak terdapat istilah istilah latin dalam pembahasanya yang sukar dipahami oleh siswa SMP, dalam materi keankeragaman makhluk hidup yang banyak menggunakan istilah- stilah atau bahasa latin dalam materi pembahasan biologi,senentiasa membuat siswa yang mempelajari biologi motivasi nya cenderung kurang dan cenderung membosankan,akan tetapi mengingat nama atau bahasa latin dari pembahasan materi itu seharusnya di terapakan di setiap siswa untuk pemahaman yang mendalam dalam proses pembelajaran biologi agar tercapainya suatu kompetensi pembelajaran yang baik.
Menghafal adalah proses melakukan sesuatu untuk memori Tindakan menghafal sering merupakan proses mental yang disengaja dilakukan untuk menyimpan dalam memori untuk nanti mengingat barang-barang seperti pengalaman, nama, janji, alamat, nomor telepon, daftar, cerita, puisi, gambar, peta, diagram, musik fakta, atau lain visual, auditori, atau taktis informasi. Menghafal juga dapat merujuk kepada proses menyimpan data tertentu ke dalam memori perangkat.
Namun Sebagian besar siswa menganggap mengahafal merupakan kegiatan yang membosankan dalam menghafal sebenarnya tidak buruk. Ia hanya perlu dipacu untuk menghafal dengan benar dan efektif. Dan selama ini otaknya telah membuat peraturan otoriter yang membuatnya tidak pernah menghafal apapun. “Segala sesuatu yang sudah ada di buku atau sudah tercatat, tidak perlu dihafalkan karena terlalu banyak informasi di dunia untuk dihafal, hanya perlu diketahui lokasi informasinya saat diperlukan kembali”untuk itu peranan guru sangat berpengaruh besar dalam proses keaktifisan dalam proses pembelajaran biologi dimana ada keselarasan antara pengajar dan siswa dalam tercapainya suatu kompetensi pembelajaran.
Salah satu hal yang dapat meningkatkan hasil belajar dalam materi ekosistem adalah dengan penugasan untuk menghafal istilah latin yang terdapat pada materi ekosistem, sehingga dengan adanya penugasan ini siswa lebih aktif, mandiri dan tingkat pemahaman siswa pada materi ekosistem jauh lebih baik, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik yang akan mencapai hasil yang diharapkan.
Melihat masalah diatas, maka timbul keinginan peneliti untuk melakukan penelitian dalam upaya meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. untuk mencapai hasil belajar yang baik, metode menghafal yang efesien dan menyenangkan untuk meningkatkan daya ingat siswa khususnya dalam materi keanekaramanan makhluk hidup. Oleh karena itu, penulis ingin menuangkan dalam bentuk karya ilmiah berupa skripsi dengan judul pengaruh pemberian tugas menghafal istilah istilah latin biologi terhadap hasil belajar pada pokok bahasan keankeragaman makhluk hidup di SMP negeri 2 KRESEK kelas VII kab.tangerang.
B. Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi permasalahan pada penelitian ini adalah :
1. apakah pemberian tugas menghafal istilah biologi yang digunakan guru mempengaruhi hasil belajar siswa pada materi keankeragaman makhluk hidup
2. Apakah materi keankeragaman makhluk hidup merupkan materi yang sulit untuk dipelajari?
3. Apakah dengan penugasan menghafal istilah latin biologi pada materi ekosistem akan membuat siswa menjadi lebih aktif?
4. Apakah dengan penugasan menghafal istilah latin biologi pada materi keankeragaman makhluk hidup merupakan cara belajar yang efesien?
5. Apakah Pemberian tugas menghafal istilah biologi lebih baik dibandingkan dengan menggunakan metode konvensional?
6. Apakah dengan penugasan menghafal istilah latin biologi dapat memotivasi siswa untuk mempelajari keankeragaman makhluk hidup ?
7. Bagaimana Teknik menghafal istilah latin biologi yang efesien untuk diterapkan kepada siswa dalam meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada materi keankeragaman makhluk hidup?
C. Pembasan masalah
Apakah terdapat pengaruh hasil belajar dengan penugasan menghafal istilah latin dalam materi keankeragaman makhluk hidup di kelas VII SMP negeri 2 Kresek kab. Tangerang?
D. Perumusan masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana hasil belajar siswa yang ditugaskan untuk menghafal istilah latin biologi pada materi keankeragaman makhluk hidup?
2. Apakah ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang ditugaskan untuk menghafal istilah latin biologi dalam materi keankeragaman makhluk hidup dengan siswa yang tanpa ditugaskan untuk menghafal?
E. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui hasil belajar siswa materi keankeragaman makhluk hidup yang ditugaskan untuk menhgafal istilah latin biologi.
2. Mengetahui perbedaan hasil belajar materi keankeragaman makhluk hidup antara siswa yang ditugaskan untuk menghafal istilah latin biologi dengan siswa yang tanpa ada penugasan untuk menghafal istilah latin biologi pada materi keankeragaman makhluk hidup
F. Kegunaan penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis,
diharapkan dapat menjadi bekal pengetahuan mengenai metode pemberian tugas menghafal dalam meningkatkan hasil belajar dan dapat menerapkannya dengan baik dalam proses belajar mengajar
2. Bagi guru
Bagi guru bidang studi khususnya biologi dapat menjadikan metode pemberian tugas menghafal tersebut sebagai salah satu alternatif dalam proses belajar mengajar
3. SMP negeri 2 KRESEK kab.tangerang
Bagi siswa dapat memberikan motivasi belajar, melatih memfokuskan pemahaman pada setiap tugasnya khususnya pada mata pelajaran biologi dan mengembangkan kemampuan berfikir dan berpendapat positif, dan memberikan bekal untuk dapat bekerjasama dengan orang lain baik dalam belajar maupun dalam masyarakat.
BAB II
LANDASAN TEORI, KARANGKA BERPIKIR,DAN HOPOTESIS PENELITIAN
A. Landasan Teori
1. Hakekat hasil belajar ekosistem
a. penegrtian belajar
Hakekat belajar adalah mengumpulkan sejumlah pengetahuan yang di peroleh dari orang yang lebih tau, pengetahuan tersebut kemudian dikumpulkan sedikit demi sedikit ahirnya menjadi bnyak. Seseorang memiliki pengetahuan banyak di identifikasi sebagai orang yang telah belajar sementara orang yang pengetahuan sedikit di pandaang sebagai orang yang tidak belajar. Beberapa ahli pendidikan mendefinisikan penegertian belajar . misalnya belajar sebagai aktifitas menurut Totok adalah sebagai berikut:
“ Adanya penambahan keterampilan , perluasan pengetahuan, mengembangkan sikap, minat, nilai-nilai dan mengembangkan konsep mengenai diri sendiri ( Totok Santoso, 1998:56)”.
Dari kutipan diatas jelas bahwa belajar merupakan kegitan aktif dari invidu yang bersangkutan, dari kegiatan yang dilakukan mengakibatkan perubahan, perubahan yang dihasilakn dari kegiatan belajar dijelaskan oleh yusuf sebagai berikut:
“ belajar adalah berubahnya tabiat atau kemampuan manusia secara bertahap untuk jangka waktu yang lama, dan disebabkan oleh proses pertumbuahn – pertumbuahan ( yusuf Hadi Miarso, 1984: 80)”.
Karena itu hendaknya sekolah mampu menciptkan suasana belajar yang kondusif sehingga anak dapat belajar dengan baik dan berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan Crowbach menyatakan bahwa :
“ belajar itu diwujudkan oleh adanya perubahan tingkah laku, perubahan sebagai hasil dari pengalamaya( Crowbach dalam modul UT,1986:112)”.
Pernyataan itu mengandung pengertian bahwa dengan belajar sessorang akan melakukan perubahan-perubahan dan perbuatan sebagai hasil pengalaman yang diperolehnya. Hal ini selaras dengan pendapat yang dikemukan oleh joni bahwa :
“ belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman kecuali perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh proses menjadi matangnya seseorang atau perubahan instinktif atau yang bersifat temporer ( T. Raka joni dalam Modul UT,1986:98)”.
Pendapat T.Raka joni ini menekankan bahwa pengecualian pada perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh proses kematangan seseorang atau perubahan instinktif atau yang bersifat temporer.
Dari kutitapan- kutitapan diatas dapat disimpulakan bahwa belajar adalah proses bertambahnya atau berubahnya tingkah laku yang disebabkan oleh proses matangnya sesseorang yang bersifat temporer. Perubahan tingkah laku disini berupa pengetahuan , keterampilan, sikap, minat dan nilai-nilai pengembangan konsep mengenai diri sendiri.
b. pengertian hasil belajar
menurut Udin, hasil belajar adalah :
“ hasil belajar tingkah laku yang meliputi domain kognitif, afektif dan psikomotorik ( Udin, 1995: 46)”.
Hasil belajar menurut usman dapat diartikan juga bahwa:
“ hasil belajar merupkan nilai seseorang yan belajar dan kemampuan untuk menggunakan apa yang dipelajari dengan memasukan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya ( Usman,1996:76)”.
Adapula yang berpendapat bahwa :
“ hasil belajar sebagai keluaran (output) dari suatu system pemrosesan masukan(input) . Masukan dari system tersebut berupa bermacam-macam informasi, sedangkan keluran adalah berupa perbuatan atau kinerja ( yusuf.1996:102)”.
Jadi, berdasarkan kutipan kutipan diatas dapat disimpulakn bahwa pengertian hasil belajar adalah produk dari proses belajar yang dapat berupa informasi verbal, kemampuan intelektual, strtegi kognitif, sikap sikap dan keterampilan motoris. Jika dikaitkan dengan traksonomi bloom , maka tiga hasil pertama tersebut adalah bersifat kognitif dan satu lagi bersifat psikomotorik. Tiga hal yang bersifat kognitif sebagai berikut : (1) informasi verbal, yaitu informasi yang diterima oleh siswa dalam kegiatan belajar yang disimapan sebagai jaringan proposisi-proposisi yang membentuk pengetahuan verbal, (2) kemampuan intelektual , yaitu kemampuan yang memungkinkan siswa berinteraksi denagn lingkunagnya melalui pengunaan symbol- symbol atau gagasan-gagasan, (3) stretegi kognitif, yaitu keterampilan intelektualis khusus yang mempunyai kepentingan tertentu belajar dan berpikir .
Dengan demikain siswa dapat dikatakan telah berhasil dalam belajarnya apabila siswa tersebut telah menglami perubahan tingkah laku, bertambahnya pengetahuan dan didapatkan suatu kecakapan baru.Untuk mengetahui sejauh mana tingkah kemampuan dan keberhasilan siswa dalam mencapai uuan yang telah dirumuskan, dapat menggunakan evaluasi , evaluasi dapat dilakukan dengan cara tertilis misalnya ulangan harian dan ulangan umum.
Hasil belajar merupakan kemampuan yang diserap oleh peserta didik setelah mengalami proses pembelajaran, baik secara individu maupun kelompok.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulakn bahwa hasil belajar adalah suatu proses belajae mengajar yang terjadi melalui perubhan yang baik dari suatu pengalaman
c. hakikat metode penugasan
Metode penugasan adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar ( Djamarah,2002:96)
Masalah tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan didalam kelas , dihalaman sekolah , dilaboraterium, diperpustakaan dan lain-lain. Metode ini diberikan karena dirasakan bahan peljaran terlalu banyak sementara waktu sedikit. Artinya , banyak nya bahan yang tersedia dengan waktu kurang seimbang. Agar bahan pelajaran sesuai dengan waktu yang ditentukan, maka metode inilah yang biasa guru terapakan untuk mengatasinya.
Tugas merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok. Tugas yang diberikan kepada anak didik ada berbagai jenis . karena itu, tugas sangat bayak macamnya, tergantung pada tujuan yang akan dicapai, seperti tugas mneliti, merangkum , menyusun laporan dan mengahafal dan lain lain.
Metode ini dapat mengembnagkan kemandirian siswa , merangsang untuk belajar lebih banyak, membina disiplin dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari dan mengolah sendiri informasi, Tetapi alam metode ini sulit mengawasi kemungkinan siswa untuk tidak bekerja secara mandiri.
Langkah-langkah dalam pengunaan metode penugasan yaitu: ( Djamarah,2002:97)
1. Fase pemberian tugas
Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan:
a. Tujuan yang akan dicapai
b. Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut.
c. Sesuai dengan kemampuan siswa
d. Ada petunjuk atau sumber yang dapat menbantu pekerjaan siswa siswa
e. Sediakn waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
2. Langkah pelaksanaknaan tugas
Adapun langkah pelaksanaan tugas adalah :
a. Diberiakan bimbingan atau pengawasan oleh guru
b. Diberiakn dorongan sehingga anak mau bekerja
c. Diusahakan atau dikerjakan oleh siswa sendiri , tidak menyruh untuk orang lain untuk mengerjakan
d. Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan sistematik.
3. Fase mempertanggungjawabkan tugas
Hal yang harus dikerjakn pada fase ini adalah:
a. Laporan siswa baik lisan maupun tertulis dari apa yang telah dikerjakan
b. Ada Tanya jawab atau disuksi kelas
c. Penilain hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun non tes atau cara lainya.
Metode tugas mempunyai bebarapa kelebihan dan kekurangan , antara lain : ( Djamarah,2002 : 97) .
1. Kelibahanya:
a. Lebih merangsang siswa dalam melaksanakan aktifitas belajar individual ataupun kelompok ,
b. Dapat mengembangkan kemandirian siswa diluar pengawwasan guru.
c. Dapat menbina tanggung jawab dan kedisiplinan belajar .
d. Dapat mengembangkan kreativitas siswa .
2. Kekuranganya:
a. Siswa sulit dikontrol , apakah benar ia yang mengerjakan tugas ataukah orang lain .
b. Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikan adalah anggota lainnya dan ia tidak berpartisifasi dengan baik.
c. Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa .
d. Sering memberikan tugas yng monoton ( tidak variasi ) dapat menimbulakn kebosanan siswa . ( Djamarah , 2002 : 98)
Berdasarkan penjabran diatas , maka pemhaman guru terhadap metode penugasan menjadi jelas, dimana pengertian metode penugasan adalah metode penyajian bahan diman guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar, guru dapat mengembangkan metode penugasan sesuai dengan kemampuanya, bagi siswa dapt menanamkannya kemndirian siswa dalam setiap tugas yang diberikan oleh guru
.
d. ISTILAH LATIN DALAM PELAJARAN BIOLOGI
Pengertian istilah latin
Bahasa Latin adalah sebuah bahasa Italik yang berasal dari Latium sebuah daerah di Italia sekeliling kota Roma. Bahasa ini menjadi penting karena munculnya Kekaisaran Romawi di mana bahasa Latin adalah bahasa resminya.
Dalam pelajaran biologi terdapat banyak istilah latin dalam materi pembelajaranya menurut lennues istilah latin dalam biologi ini untuk menyamaratakan penggunaan bahasa dalam mempelajari pelajaran biologi.
Dalam pelajaran Biologi di Sekolah, mengingat dan menghapal istilah Latin merupakan hal yang sangat penting. Hal ini disebabkan karena istilah Latin selalu dipergunakan dalam menyatakan sebuah spesies, baik spesies tumbuhan maupun hewan. Proses mengingat istilah yang selalu menjadi kesulitan terbesar siswa.Untuk dapat mengingat istilah Latin itu dengan baik, sebaiknya seseorang harus melakukan pengenalan terhadap objeknya bukan hanya sekedar mengenal namanya saja. Semakin banyak dilakukan pengenalan dengan objeknya secara langsung kemungkinan besar akan semakin kuat pula ingatannya terhadap bahasa latinnya. Namun demikian, harus pula disertai dengan latihan yang rutin baik dalam bentuk membaca, maupun praktikum,untuk memahami konsep dalam pembelajaran biologi.
e. Hakekat menghafal
1. Penegertian menghafal
Dikutik dari KBBI “Menghafal adalah proses melakukan sesuatu untuk memori,tindakan menghafal sering merupakan proses mental untuk menyimpan dalam memori untuk nanti mengingat barang-barang ,nama daftar,gambar,kata,atau lain visualnya,menhhfal juga dapat merujuk kepada proses menyimpan data tertentu kedalam memori(otak).
“Membaca dan menghafal pelajaran yang telah di berikan oleh pegajar,pelajaran yang sudah diterima dikelas tersebut perlu kembali dibaca dan di hafalkan kembali terus menerus secara kontinu,sehingga pelajaran tersebut dapat dipahami dan dimengerti,dalam arti kata,ilmu pengetahuan tidak akan dimiliki begitu saja tanpa upaya untuk kembali membaca dan menghafalkannya kembali”Getlat mind map
2. Prinsip menghafal
Belajar sebagai proses yang dinamis, ada beberapa kegiatan yang harus dipahami adan dilaksanakan oleh pelajar,yaitu memperhatikan penjelasan guru di dalam proses pembelajaran di kelas maupun di luar kelas,namun Begitu banyak informasi yang diterima oleh otak kita setiap harinya, baik informasi dalam proses pembelajaran maupun pada aktifitas sehari hari,dengan mengetahui prinsip informasi yang ingin dapat tersimpan didalam memori jangka panjang yang memiliki kapasitas tidak terbatas yang akan selalu tertanam oleh otak kita sendiri dalam pembelajaran,khususnya dalam pembelajaran bioogi yang banyaka menggunakan istilah latin dalam proses pembelajaranya.
Membaca dan menghafal pelajaran yang telah di berikan oleh pegajar,pelajaran yang sudah diterima dikelas tersebut perlu kembali dibaca dan di hafalkan kembali terus menerus secara kontinu,sehingga pelajaran tersebut dapat dipahami dan dimengerti,dalam arti kata,ilmu pengetahuan tidak akan dimiliki begitu saja tanpa upaya untuk kembali membaca dan menghafalkannya kembali pembelajaran itu tersebut.
Dalam kontek belajar,menghafal merupakan sebuah kegiatan menginput’informasi atau ilmu pengetahuan kedalam otak dengan tujuan agar dapat “dioutputkan”pada jangka waktu yang akan mendatang baik dalam bentuk lisan maupun dalam bentuk tertulis,menghafal merupakan suatu proses sistematis dan berkesinanbungan,menghafal tidak dapat dikatakan 100% memahami dan begitu pula sebaliknya,secara garis besar menghafal dibedakan menjadi dua yaitu:
• Menghafal kontenstual,artinya antara input dan aoutput hafalan harus sama bunyi dan redaksi kalimatnya pun harus percis sama, seperti menghafal pelajaran sejarah dan mata pelajaran biologi yang banyak menggunakan istilah latin dalam materi pembelajaranya.
• Menghafal Non konstekstual,artinya antara input dan output tidak harus sama bunyi dan redaksi kalimatnya,namun antara output dan input terdapat kesamaan ide-ide pokok hafalanya misal menghafal rumus-rumus.”Menurut deasy herianti dalam buku memory power”
3. Metode Menghafal.
metode menghafal yang baik dan efesien bagi kalangan pelajar” belajar mungkin merupakan hal yang membosankan,walaupun tak semua pelajar berpendapat demikian,namun sebagaian besar pelajar setuju bahwa menghafal merupakan aktivitas yang sangat membosankan,trik cepat menghafal yang efesien antara lain sebagai berikut
• Ciptakan suasana yang rileks
Suasana yang senyaman mungkin,hal ini sangat berpengaruh saat aktivitas menghafal,kita membutuhkan kerja otak kanan dan otak kiri memerlukan suasana yang rileks,ini akan membantu kita memaksimalkan kedua kerja otak tersebut,dengan demikian kta kan mudah untuk menghafal dan menyerap pelajaran.
• Baca dengan cermat
Pada dasarnya,model pokok belajar dalah membaca.bacalah dengan seksama bahan yang akan kita hafal,lalu yakinlah bahwa kita benar –benar memahami materi yang kita baca.saat kita menemukan bagian yang tersulit dari bahan baca kita,bacalah bagian baca itu tersebut dahulu,cara ini sangat berguna karena biasanya menghafal yang sulit akan membutuhknan waktu yang sangat lama.dan jika kita telah berhasil memahami bagian tersebut,kita kan termotivasi untuk memahami bagian yang lain lebih mudah dan lebih cepat.
• Ulangi bagian tersulit
Baca kembali bagian tersebut dengan cepat dan berulang-ulang bagian lain juga dengan keceptan tinggi.
• Buat “Penanda”
dalam benakmu ciptakan penanda dalam benakmu dengan membuat dengan membuat sebuah perumpamaan.menurut mikels penandaan peristiwa-peristiwa yang menarik,baru dan menyenangkan dalam kehidupan kita,visualakan tanda tersebut menjadi sesuatu yang dapat kita lihat dengan sejelas-jelasnya,misalnya dengan gambar kartun , sketsa atau diagram.
• Ulangi dengan suara
Ulangi lagi bacaanmu, dengan mengkombinasikan antara yang kita keluarkan dengan tanda apa yang kita telah pilih dalam menghafal.
“kompos”
Selain itu metode menghafal untuk diterpakan di dalam pemebelajaran biologi dalam buku Cara Belajar Biologi Wayne Huang, PhD 2006
metode yang menarik untuk menghafal istilah latin dalam pembelajaran boilogi
a. Jembatan keledai merupakan Suata rangkaian kata yang panjang yang tiap kata mempunyai arti dan makna dari suatu pelajaran,degan menggunakn metode ini di harapkan siswa tidak bosan untuk menghafal dan memahami, bahkan bisa menimbulakn rasa kreatitifitas hal menarik untuk selalu menghafal.
Contoh dari jembatan keledai : Urutan klasifikasi Mahluk Hidup dari tertinggi sampai terendah menggunakan jembatan keledai berikut ini :
Kingdom - Divisio - (K)Classis - Ordo - Familia - Genus - Species
Maka akan dengan mudah kita buat jembatan keledai
Raja - Di - Kampung - Orang - Flores - Gemuk – Seram
e. Konsep Biologi
biologi merupkan salah satu cabag IPA yang mempelajari tentang makhluk hidup dan lingkungan yang mempengaruhinya. Disamping itu ,Biologi mempelajari konsep-konsep biologi dalam mengembangkan teknologi untuk kehidupan sehari-hari dan meningkatkan kesejahteraan manusia (Didi,2007:7).
Pembelajarn biologi dalam IPA adalah aktivitas kegiatan belajar mengajar dalam mengembangkan kemampuan berpikir sistematis dan kerja ilmiah kemampuan dekleratif yang selama ini dikembangkan. Hal ini berarti , belajar biologi tidak hanya belajar dalam wujud pengetahuan dekleratif berupa fakta, konsep, prinsip hukum, tetapi juga belajar tentang pengetahuan prosedur berupa cara memperoleh informasi, cara bekerja teknologi IPA, kebiasaan bekerja ilmiah dan keterampilan berpikir. Belajar Biologi memfokuskan kegiatan pada penemuan dan pengelolaan informasi melalui kegiatan mengamati, mengukur, mengajukan pertanyaan, mengklasifikasikan, memecahkan masalah dan sebagainya.
Pembelajaran Biologi memiliki fungsi sebagi berikut ( Iwan , 2006:3 ) :
1. Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2. Mengembangkan keterampilan dan nilai Ilmiah.
3. Mempersiapkan siswa menjadi warga Negara yang melek sains dan teknologi.
4. Menguasai konsep-konsep sains untik bekal hidup di masyrakat dan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Sedangkan tujuan pembelajaran Biologi menurut Dediknas adalah Sebagai Berikut:
“(1) meningkatkan kesadaran akan kelestrian lingkungan, (2) menumbuhkan kebanggaan nasional dan menghargai kebesaran serta kekuasaan Tuhan yang Maha Esa, (3) memahami konsep – konsep biologi dan saling keterkaitanya, (4) mengembangkan daya penelaran untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari , (5) mengembangkan ketrampilan dasar biologi untuk memperoleh konsep-konsep biologi dan menumbuhkan nilai serta sikap ilmiah, (6) menerapkan konsep dan prinsip biologi dalam kehidupan sehari-hari, (7), mengembangkan bekal pengetahuan dasar untuk untuk melanjutkan kejenjang berikutnya(Dediknas,2002:32)’.
Pada hakikatnya materi yang diberikan kepada siswa dalam pelajaran Biologi merupakan studi tentang alam dan isinya dengan jalan observasi, pengukuran eksperimen yang dapat diulang ulang untuk menempatkan atau menguatkan atau memodifikasi hukum-hukum alam yang berfungsi untuk menjelaskan sifat-sifat dan prilaku alam dan isinya.
Hendro Darmodjo mengemukan bahwa ,” ilmu pengetahuan alam merupakn ilmu pengetahuan yang objeknya adalah alam dengan segala isinya termasuk bumi, tumbuhan, hewan serta manusia yang ditinjau dari segi fisik”. ( Hendro , 1997:1.8).
Biologi sebagai salah satu bidang ilmu engetahuan alam menyediakn berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep. Mata pelajaran biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analisis, induktif dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiw alam sekitar.
Iwan Wahyu mengemukan bahwa :
“ Biologi merupakan ilmu pengetahuan atau sains. Ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan yang telah ditata dengan aturan tertentu, sehingga menghasilakan pernyataan-pernyataan y7ang berlaku secara umum, Biologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu bios yang berarti hidup dan logos yang berarti ilmu “. ( Iwan, 2006: 3).
Jadi Biologi merupakan ilmu tentang makhluk hidup atau ilmu hayat. Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulakan bahwa definisi Biologi secara luas adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang segala kehidupan organisme atau mahluk hidup dibumi beserta komponen komponen yang terdapat didalamnya.
d. keankeragaman makhluk hidup
Ciri-ciri mahkluk hidup
Makhluk hidup memiliki ciri-ciri , sebagai berikut:
1. Bergerak
Bergerak adalah merupakan perubahan posisi , baik seluruh tubuh atau sebagian , hal ini disebabkan oleh adanya tanggapan terhadap rangsang. Rangsang yang dilakukan ppada tumbuhan antara lain: gerak menutupnya daun putri malu jika di sentuh, gerak ujung batang dari bawah ke atas kea rah sinar matahari, dan gerak membukanya biji lamtoro disebabkan perubahan kadar air. Pada hewan juga terdapat gerak, antara lain: gerak aktif pada hewan vertebrata yaitu alat gerak berupa otot, gerak pasif pada hewan vertebrata yaitu alat gerak berupa tulang, dan gerak pada manusia yaitu berjalan, berlari dan lain-lain.
2. Peka terhadap Rangsang(iritabilitas)
Tumbuhan ,hewan dan manusia mempunyai kepekaan terhadap rangsang , hal ini dapat ditunjukan sebagai berikut :
a. Pada tumbuhan, daun putri malu bila diberi rangsang sentuhan akan menanggapi rangsang dengan menutup daunya .
b. Pada hewan , ayam ketika fajar menyingsingkan akan berkokok.
c. Manusia jika diberi bau yang merangsang akan menanggapi rangsang, misalnya bersin.
3. Memerlukan makan ( nutrisi)
Setiap makhluk hidup memerlukan makanan. Hal ini bertujuan agar dapat mempertahankan hidup, menghasilakan energy, dan pertumbuhan. Setiap makhluk hidup mempunyai cara yang berbeda beda dalam memperoleh makanan. Tumbuhan dapat membuat makanan sendiri melalui proses fotosintesis. Hewan dan manusia tidak dapat membuat makanan sendiri, tetapi tergantung pada makhluk hidup lainnya.
4. Bernafas ( respirasi)
Bernafas yaitu pengambilan oksigen untuk oksidasi makanan, sehingga memperoleh energy dan mengeluarkan karbondioksida sebagai zat sisa. Hewan vertebrata di darat dengan paru-paru, ikan bernafas dengan ingsang, cacing bernafas dengan kulit. Tumbuhan, pada daun bernafas melalui stomata, pada batang melalui lintisel dan akar melalui bulu-bulu akar. Manusia bernafas dengan paru-paru.
5. Tumbuh dan berkembang
Tumbuh adalah bertambahnya volume atau makhluk hidup yang irreversible, berkembang adalah proses menuju kedewasaan yang dipengaruhi oleh hormone, nutrisi dan lingkungan.
6. Berkembangbiak ( reproduksi)
Berkembangbiak adalah memperbanyak diri untuk mempertahankan kelestarian jenisnya. Cara berkembangbiak sebagai berikut:
a. Secara kawin/generatif, yaitu perkembangbiakan yang melibatkan sel telur dan sel sperma.
b. Secara tak kawin/vegetative, yaitu perkembangbiakan yang tidak melibatkan sel telur dan sel sperma. Melainkan melibatkan sel tubuh.
7. Adaptasi
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan diri terhadap lingkunagn dan untuk mempertahankan diri, terhadap tiga macam adaptasi , yaitu :
a. Adaptasi morfologi, yaitu penyesuaian diri terhadap alat-alat tubuhnya.
Contoh: burung elang mempunyai kuku yang tajam untuk menrkam mangsa. Bunga teratai mempunyai daun yang lebar untuk memperluas bidan penguapan.
b. Adaptasi fisiologi, yaitu penyesuian diri terhadap lingkungan dengan fungsi alat-alat tubuh. Contoh: manusia menambah jumlah sel darah merah bila berada di pegunagan, kotoran unta kering, tetapi urinenya kental.
c. Adaptasi tingkah laku, yaitu penyesuian diri terhadap lingkungam dengan tingkah lakunya.contoh: bunglon merubah warna tubuhnya, ikan paus muncul ke permukaan secara periodik.
8. Regulasi
Regulasi adalah proses pengaturan keserasian di dalam tubuh organisme yang di atur oleh syaraf dan hormon.
9. Eksresi adalah proses pengeluaran sisa-sisa metabolisme tubuh. Dalam proses oksidasi makanan selain menghasilakn energy , tubuh organisme juga menghasilkan zat sisa yang harus dikelurakan akan membahayakan tubuh. Contoh: manusia mengeluarkan karbondioksida melalui paru-paru , ikan mengeluarkan oksidasi melalui insang.
Salah satu ciri makhluk hidup adalah kepekaan terhadap rangsang. Meskipun tumbuan tidak mempunyai system syaraf, tumbuhan mampu menanggapi rangsang yang ada dalam lingkungan.
A. Klsifikasi Makhluk hidup
Di bumi keankekaragaman makhluk hidup sangat beranekaragam dan semakin lama bertambah banyak, tentu saja keanekaragaman juga bertamabah.dengan adanya makhluk hidup yang jumlahnya berjuta-juta itu bagaimana kita akan mempelajarinya? Untuk mempelajarinya makhluk hidup tersebut, manusia berusaha menyedarhanakan makhluk hidup dengan menggolong-golongkan makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimilki.
Di dalam kelompok yang mempunyai ciri-ciri yang sama pastilah ditemukan lagi perbedaan-perbedaan. Kemudian dibentuk kelompok-kelompok lagi perbedaan-perbedaan. Kemudian dibentuk kelompok-kelompok yang lebih kecil berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki , sehingga akan diperoleh kelompok terkecil dengan persamaan ciri yang sama. Ilmu yang mempelajari pengelompokan makhluk hidup dengan suatu system tertentu di sebut klasifikasi atau taksonomi. Lebih jelasnya, simak penjelasanya tentang klasifikasi makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri berikut ini!
Pada abad ke-18 carolus Linnaeus (1707-1778) seorang ahli biologi dari swedia memperkenalkan memperkenalkan klsifikasi berdasarkan persamaan struktur, makhluk hidup yang mempunyai struktur tubuh yang sama ditempatkan dalam satu kelompok . bila satu kelompok di temukan perbedaan –perbedaan. Maka dipisahkan dalam kelompok yang lebih kecil lagi begitu seterusnya. Hal ini menghasilakan setiap kelompok kecil mempunyai persamaan ciri. Dengan cara seperti ini maka makhluk yang ada dipermukaan bumi ini di bedakan menjadi dua (2) kelompok dunia kehidupan besar yaitu: dunia hewan atau animalia dan dunia tumbuhan atau plantae.
Selanjutnya setiap dunia akan dibagi menjadi kelompok-kelompok lebih kecil yang di sebut dengan takson-takson.
Dunia hewan akan dibagi menjadi takson-takson sebagai berikut:
a. Kingdom
b. Filum
c. Class atau kelas
d. Ordo atau bangsa
e. Familia atau suku
f. Genus atau marga
g. Spesies atau jenis
Dalam dunia tumbuhan dibagi menjadi takson-takson sebagai berikut:
a. Kingdom
b. Divisi
c. Class atau kelas
d. Ordo atau bangsa
e. Familia atau suku
f. Genus atau marga
g. Spesies atau jenis
Selain itu, di dalam klsifikasi makhluk hidup menggunakan system yang disebut dengan Sistem Binominal Nomenklator ( system nama ganda ) dalam system binominal Nomenklatur mempunyai aturan-aturan sebagai berikut:
a. Spesies terdiri dari dua kata, kata pertama menunjukan genus dan kata kedua menunjukankan spesifikasinya.
b. Kata pertama diawali dengan huruf besar dan kata kedua dengan huruf kecil.
c. Menunjukan bahasa latin atau ilmiah atau bahasa yang dilatinkan dengan cetak miring atau digaris bawahi.
Contoh : nama spesies Pisang ; Musa paradisiaca L
Genus: Musa
Spesicies:paradisiaca
Pelaku pengidentifikasi oleh Linnaeus disingkat dengan L, beberapa alas an dalam klsifikasi menggunakan bahasa latin karena :
a. Agar tidak kekeliruan dalam mengidentifikasi makhluk hidup yang sama percis.
b. Nama ilmiah jarang berubah.
c. Nama ilmiah ditulis dalam bahasa yang sama di seluruh dunia.
Tabel II.3 beberapa klsifikasi makhluk hidup.
Urutan takson Hewan Tumbuhan
Kingdom Animalia Plantae
Divisi/filum Chordate Spermatophyta
Class Mammalia Angiospermae
Familia Carnivore Leguminosae
Genus Canidae Papillioceae
Spesies Canis
familiaris
(Anjing ) Phaseoolus
Phaseolus vulgaris
(kacang buncis)
Menurut RH. Whittaker yang didukung banyak oleh ahli biologi , pada tahun 1969 dikembangkan makhluk hidup menggunakan system lima kingdom sebagai berikut:
1. Monera
Pada bagian kingdom ini ini terdapat hal-hal penting yang perlu diketahui , yaitu:
a. Meonera berasal dari kata moneras yang artinya tunggal.
b. Mikroorganisme ini memliki inti tetap , tidak memiliki selubung inti sehingga bersifat prakariotik. Missal : bakteri dan ganggang biru
1) Bakteri
Struktur bakteri sangat sederhana teatpi mempunyai peranan yang penting. Umumnya tidak memiliki klorofil dan bersifat heterotroph . tempat hidup bakteri di mana-mana misalnya di kulit, dimulut,di tanah, dan sebagainya. Berdasrkan bentuknya bakteri di bedakan menjadi 3 macam yaitu:
a) Bacillus: bakteri bebentuk batang atau basil. Terdapat tiga macam bentuk bacillus, yaitu:
(1) Streptobasil , berbentuk panjang seperti rantai, contoh: bacillus antrhracis , penyebab penyakit antraks
(2) Diplobasil, berkelompok dua-dua.
(3) Basil tunggal.
b) Coccus : bakteri berbentuk bola . terdapat lima macam bentuk coccus , yaitu :
(1) Monococcus, tunggal
(2) Diplococcus , berkoloni dua-dua
(3) Streptococcus, seperti rantai
(4) Staphylococcus, seperti buah anggur
(5) Sarcina , berbentuk kubus.
c) Spirillum: bakteri berbentuk spiral . terdapat tiga macam bentuk spirillum, yaitu :
(1) Spiral, berbentuk lebih dari setengah lingkaran
(2) Koma, berbentuk kurang dari setengah lingkaran
(3) Spirochaeta, berbentuk sulur berpilin.
Terdapat bakteri yang menguntungkan dan merugikan bagi kehidupan manusia. Bakteri yang menguntungkan bagi manusia , antara lain :
a) Clostidium pasteurianum dan azotobacter chroococcum ; mengikat nitrogen sehingga dapat menyuburkan tanah.
b) Rhizobium radicicola ; terdapat dalam bintil akar kacang yang dapat menyuburkan tanah.
Bakteri yang merugikan bagi manusia antara lain:
a) Salmonella thyposa, penyebab penyakit tipus
b) Mycobacterium tuberculosis, penyebab penyakit TBC
c) Clostrodium tetani , penyebab penyakit titanus
d) Shigella dysentriae, penyebb penyakit disentri.
2) Gangang biru ( Chyanophyta).
Merupakan ganggang bersel satu , berbentuk koloni atau multi sel. Selain mempunyai klorofil karotenoid juga mempunyai pigmen yang tergolong fibolobin yaitu fikosianin berwarna biru dan fikeoeritin berwana merah. Mengapa di beri nama ganggang biru? Nama ganggang biru , sebab warna yang dominan biru. Manffat anggang biru , antara lain : Anabaena azollae di gunakan sebagai pupuk , spirullina sebagai bahan makanan mengandung protein dan lain-lain.
2. Protista
Protista bersifat eukariotik, yaitu memliki membrane inti, bersel tunggal dan multiseluler . missal : protozoa yang mempunyai ukuran sangat kecil , satu sel, hidup di air atau parasite pada makhluk lain, berkembangbiak membelah diri .berdasarkan alat geraknya hewan bersel satu dibagi menjadi :
a. Hewan berkaki semu atau rhizopoda, tubuhnya dapat membentuk kaki semu / pseudopodia, contoh : Amoeba proteus, Entamoeba coli
b. Hewan berbulu getar atau flgellata , memiliki flagel yang bergerak mirip dengan cambuk . contoh : Chlamydomono,Trypanosoma, Euglena.
c. Hewan berbulu getar atau Ciliata, memiliki silia yang selalu bergetar berfungsi sebagai alat gerak dan mengmabil makanan. Contoh: Paramaecium,Didinum.
d. Hewan berspora atau Sprozoa, berkembang biak dengan spora. Contoh : Plasmodium
3. Fungi
Pada bagian kingdom ini terdapat hal-hal yang harus diperhatikan, antara lain :
a. Jamur terdiri dari sel satu dan sel banyak
b. Tubuh tersusun dari benang benang halus disebut hifa
c. Hifa ada yang bersekat dan ada yang tidak bersekat.
d. Berkembangbiak dengan spora .
Berdasrkan bentuk hifa jamur di bedakan menjadi dua , yaitu :
1) Jamur ganggang ( Phycomycetes), jamur ini hifa nya bersekat-sekat, contoh Rhizopus untuk tempe. Pada tampe terdapat benang-benag halus disebut miselium yaitu cabang hifa, apabila tempe membusuk maka permukaan tempe akan membusuk.
2) Jamur benar ( Eumycetes), jamur ini memiliki hifa yang bersekat-sekat . berdasarkan pembentuk spora dibedakan menjadi tiga , yaitu:
a) Ascomycetes, jamur ini membentuk spora pada sebuah alat seperti kantong yang disebut askus. Missal : Penicillium sp.
b) Basidomycotes, jamur ini membentuk spora pada sebuah alat seperti botol , umumnya jamur ini berukuran besar. Misal: Volvariella volvaceae (jamur merang), Auricula volvaceae(jamur keeping).
c) Jamur tidak sempurna ( Deuteromycetes), jamur ini tumbuh pada roti, sisa makanan,tongko,jagung,kotoran ternak dan manusia . biasanya termasuk kelompok jamur penyebab penyakit. Missal : Tinea versicolor penyebab panu Aspergilus fimugtus penyebab penyakit saluran pernafasan pada manusia.
4. Plantae
Plantae dibedakan menjadi : ganggang,lumut,paku dan tumbuhan berbiji.
a. Ganggang atau alga
Berdasarkan zat warna alaga di bedakan menjadi empat golongan,yaitu:
1) Alaga hijau atau Chloropyceae, memiliki pigmen hijau dan kuning/karoten, multiselule, berbentuk benang. Contoh: Spirogyra,Cholrella,Cholorococcum.
2) Alga merah atau Rhodophyceae,memiliki pigmen fikoerotin merah , hidup di alut agak alam. Contoh : Euchema spinosum, bahan pembuat agar-agar.
3) Alga piring atau Phaerophyceae, berwarna coklat kehijau-hijauan, banyak mengandung asam Alginat untuk industry tekstil dan obat-obatan ,contoh sargassum dan turninaria.
4) Alga kersik atau Chrysophyceae, hidup dilaut , bangkai alga ini di dasar laut alkan membentuk lapisan tanah yang disebut diatomae yang berguna untuk bahan isolasi , alat gerak logam dan bahan isolator dinamit.
b. Lumut (Bryophyta)
Limut memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Memiki akar,batang,daun,tetapi bukan,akar,daun sejati,akar disebut rhizoid dan belum memilki berkas pembuluh.
2) Rhizoid berfungsi menempelkan tubuh lumut dan hidup ditempat yang lembab.
3) Berkembang biak dengan kawin dan tak kawin yang disebut dengan pergiliran keterunan.
c. Tumbuahan paku (pteridophyta)
1) Tumbuhan paku sudah mempunyai akar batang daun yang jelas.
2) Pada daun terdapat bulatan berwarna kuning/cokelat disebut sorus , sorus merupakan kumpulan kotak spora yang dibungkus indusium.
3) Tempat hidup menempel pada pohon bersifat epifit.
4) Perkembangan secara kawin dan tidak kawin yang disebut pergiliran keturunan.
Klsifikasi tumbuhan paku dibagi menjadi empat kelas yaitu:
a). paku lumut (psilopitinae) menyerupai tumbuhan lumut daun sebagian besar epifit. Contoh: psilotum nudun
b) paku ekor kuda ( Equisetinae) batang terdapat dalam tanah,cabang ruas-ruas , daun fertile menghasilkan spora. Contoh Equisetum sylvaticum
c) paku kawat (Lycopodiinae). Tubuhnya seperti rambut atau kawat, habitatnya didaerah pegunungan.
d) paku benar (Filicinae) dapat hidup dimana mana , sorus berkumpul pada ujung tepi, dan tersebar di permukaan daun.contoh : Suplir, semanggi.
Manfaat tumbuhan paku bagi manusia , yaitu: sebagai tanaman hias, sebagai tanaman obat-obatan, sebagai pupuk dan sebagai sayuran.
d. Tumbuhan biji (Spermatophyta )
Merupakan tumbuhan penghasil biji yang digunakan sebagai alat perkembangbiakan, berdasarkan letak bakal biji di bagi menjadi dua macam yaitu:
1) Gymnospermae ( tumbuhan biji terbuka)
Gymnospemae adalah tumbuhan yang bakal bijinya tidak terlindung oleh daun buah, tetapi menempel pada daun buah.gymnospermae memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
• Pohon berakar tunggang daunya berbentuk seperi jarum, kecil tebal dan lebar tipis
• Alat kelamin jantan dan alat kelamin betina di sebut strobilus yang mengandung sporangia.
Tumbuhan biji terbuka dibagi beberapa kelas . antara lain:
a) Cycadinae: merupakan pohon palem , sedikit cabang, daun menyirip, contoh Cycas rumphii (pakis haji)
b) Gnetinae: batang berkayu ,bercabang,daun tunggal contoh Gnetum gnemon (melinjo)
c) Conifirinae : tumbuhan semak, pohon tajuk berbentuk kerucut, daun berbentuk jarum . Contoh: pinus merkusii (pinus)
Manfaat tumbuahan biji terbuka , antara lain :
a) Sebagai bahan industry kertas : batang melinjo dan pinus
b) Sebagai bahan obat-obatan : pinus
c) Sebagai bahan makanan : melinjo
d) Sebagai tanaman hias : pakis haji
2) Angiospermae
Angiospermae adalah tumbuhan yang bakal bijnya tersimpan dalam buah angiospermae memeiliki ciri sebagai berikut :
• Alat perkembanganbiakan berupa bunga
• Organ tubuh akar batang daun sudah dapat dibedakan dengan jelas
• Susunan dan menyirip,menyirip, sejajar dan beranekragam
• Bakal biji tersimpan dalam daun buah.
• Adanya pembuahan ganda (terjadi dua kali peleburan) yaitu: antara spermatozoid dengan sel telur akan menghasilkan zigot atau biji dan antara spermatozoid dengan inti kandungt lembaga sekunder (KLS) menghasilkan cadangan makanan.
Tumbuhan biji tertutup dibagi menjadi dua kelas , yaitu :
a) Dikotil atau dikotiledonae
Tanaman dikotil memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
• Tumbuhan biji berkeping dua
• Akar tunggang.
• Daun tersebar berhadap-hadapan
• Tulang daun menyirip atau menjari
• Bagian daun menyirip atau menjari
• Biji memiliki dau daun lembaga.
b) Monokotil / monocotiledonae
Tanaman monokotil memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
• Tumbuhan biji berkeping satu
• Akar serabut
• Daun berseling
• Tulang daun sejajar dan berbentuk pita
• Biji memiilki satu daun lembaga.
5. Animalia
Berdasarkan ada tidaknya tulang ruas belakang pada hewan, dibedakan menjadi dua:
a. Avertebrata, yaitu hewan yang tidak memiliki ruas tulang belakang, avertebrata memiliki filum, sebagai berikut :
1. Protozoa (hewan bersel satu )
Tubuh bersel satu, cara hidup bebas dan parasite pada makhluk hidup tidak memiliki plastid , bergerak dengan kaki semu,bulu cambuk,berbulu getar, cara berkembang biak dengan membelah diri (tak kawin) dan konjugasi ( kawin )
2. Porifera (hewan berpori-pori)
Hidup di air, seluruh permukaan tubuh berpori-pori, mempunyai rangka dari zat tanduk, zat spons yag sering digunakan untuk alat gosok pada waktu mandi,contoh : Euspongia, poterion, dan Scypha.
3. Colenterata ( hewan berongga )
Hidup di air, tubuhnya berongga, mempunyai tentakel untukn menangkap makanan dan sebagai alat peraba, mempunyai dua bentuk tubuh yaitu polip menempel pada tempat hidup dan medusa sperti paying melayang-layang di air .
4. Vermes (cacing)
Berdasrakan bentuk tubuh di bedakan menjadi tiga kelompok , yaitu , Platyhelmenthes ( tidak mempunyai rongga dan anus, tetapi hanya memiliki satu lubang mulut untuk memasukan makanan) , Nemathelminthes ( tubuhnya bulat panjang , tidak bersegmen-segmen , memiliki mulut dan anus, berkembang biak dengan kawin) Annelida (tubuh beruas-ruas, tersusun seperti cincin, memilki mulut dan anus, antara badan dan dinding terdapat rongga badan)
5. Arthropoda(hewan berbuku-buku )
Tubuhnya dibedakan atas kepala, dada dan perut. Memiliki alat indera yang peka terhdap sentuhan panas,bau bauan, mata majemuk yaitu terdiri atas beribu-ribu mata kecil yang berbentuk segi enam disebut mata faset. Arthropoda meliputi empat kelas antara lain. Insecta, Crustacea ,Arachnoidea, Myriapoda.
6. Mollusca (hewan lunak )
Tubuh lunak banyak mengandung lendir dan terbungkus oleh mantel , cangkang dan zat kapur, hewan ini dibedakan menjadi tiga kelas,yaitu Polecypoda (kerang), Gastropoda (cumi-cumi) Cephalopoda (siput)
7. Echinodermata (hewan berklit duri)
Tubuh diselimuti kulit duri, terdapat lempenh dari zat kapur memiki alat gerak kaki ambulakar yang merupakan tabung yang dilengkapi dengan alat pengisap dan digunakan untuk melekat di dasr air, system syaraf menyebar ke seluruh tubuh. Alat pencernaan dari mulut , usus anus, pernafasan insang tersebar di seluruh permukaan tubuh, perkembangbiakan secara kawin, mempunyai daya generasi yaitu mempunyai kemampuan untuk menumbuhkan kembali bagian tubuh yang terputus, Echinodermata memiki lima kelas , yaitu Asternoida (bintang
laut),Echinoida (landak laut),Ophiuroida (bintang
laut),Crinoideae(lilia laut) Holothuroidea(tripang).
b. Vertebrata, yaitu kelompok hewan yang memilki ruas tulang belakang.hewan vertebrata di bagi menjadi lima kelas, yaitu:
1. Pisces (ikan)
Hidup di air, pernafasan dengan insang, memiliki sirip untuk menentukan arah gerak didalam air,memilki gurat sisi untuk mengetahui tekanan di air. Suhu badan poikiloterm atau berdarah dingin yaitu suhu tubuh disesuaikan dengan lingkunagn. Perkembangbiakan dengan cara bertelur. Contoh: ikan bertulang rawan (chondrichyes); ikan cucut,ikan pari, ikan hiu,ikan bertulang sejati (iosteichyes); ikan merah, ikan salem.
2. Amphibia (amfibi)
Hidup di dua tempat, bernafas dengan insang dan paru-paru, suhu badan poikiloterm , berkembang biak bertelur dan pembuahan di dalam tubuh (eksternal ) . contoh : katak pohon, salamander.
3. Reptillia (reptil)
Berkulit keras, kering dan bersisik .pada ular sisiknya sering mengelupas . suhu badan poikiloterm , berkembnagbiak dengan bertelur, pembuahan di dalam tubuh betina. Contoh : kadal, buaya , ular.
4. Aves (burung)
Tubuh burbulu untuk terbang dan melindungi tubuh , tubuh berongga supaya ringan, suhu badan homoiterm atau berdarah panas yaitu suhu tubuh tetap. Berkembnag biak dengan bertelur dan pembuahan didalam tubuh (internal). Contoh kasuari, burung kutilang, burung wallet dan sebagainya.
5. Mammalia (hewan menyusui )
Memiliki kelenjar susu , berkembang biak dengan melahirkan anak beberapa yang bertelur, berambut, suhu badan homoiterm dan bernafas dengan paru-paru. Contoh:
• Sebangsa kera misalnya: monyet,beruk, dan orang utan.
• Sebangsa hewan buas misalnya: harimau dan singa
• Sebangsa pemakan serangga misalnya: tikus, dan tringgiling
• Sebangsa hewan pengerat misalnya: marmot,bajing dan tikus
• Sebangsa hewan berkantong misalnya: kanguru.
B. KERANGKA BERPIKIR
Dalam proses pelajaran biologi banyak terdapat istilah-istilah latin dalam materi pembelajaranya,untuk itu pemberian tugas lisan untuk penghafalan istilah latin dalam proses pembelajaran biologi membantu siswa untuk memahami konsep pembelajaran biologi dan membantu untuk selalu ingat dengan istilah-istilah dalam pembelajaran biologi.
Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan {diingat} kembali secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli, dan menyimpan kesan-kesan yang nantinya suatu waktu bila diperlukan dapat diingat kembali kealam dasar.
Pemberian tugas menghafal dapat menumbuhkan motivasi intrinsik yang dapat memberikan dorongan terhadap minat siswa untuk mempelajari konsep yang diberikan melalui berbagai pengalaman, kejadian, fakta dan fenomena yang dialaminya sendiri, sehingga dapat memberikan suatu hasil dalam proses pembelajaran biologi yang diharapkan dan yang lebih penting adalah siswa memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Dengan demikian seseorang pendidik dapat menentukan cara pembelajaran biologi yang siste matis dan metode menghafal yang efesien dan menarik , agar tidak hanya peserta didik itu mengerti dengan materi pembelajarn biologi akan tetapi guru mengerti cara berpikir peserta didik. Dengan adanya pemberian tugas menghafal istilah latin dalam materi biologi dalam proses pembelajaran, diharapkan dapat memberikan stimulus terhadap peserta didik sehingga peserta didik tersebut terpengaruh atau terkondisikan oleh tugas menghafal yang diberikan oleh pengajar agar hasil belajar yang dicapai oleh siswa menjadi lebih baik.
C. HIPOTESIS PENELITIAN
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengajukan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Apakah terdapat pengaruh pemberian tugas menghafal istilah latin yang digunakan guru terhadap hasil belajar keanekaragaman makhluk hidup yang dicapai siswa”
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 kresek, kab. Tangerang , pada tahun ajaran 2010-2011, SMP negeri 2 kresek terdiri dari 9 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 350 siswa
Profil sekolah SMP Negeri 2 kresek kabupaten tangerang
a. Kondisi Guru :
PNS PTT Honor
Guru Bidang studi
Guru Agama
Guru Penjaskes
Tata Usaha
b. Kondisi fasilitas
Ruang Jumlah Ukuran
Kepala sekolah
Wakil kepala sekolah
Guru
Belajar
Tamu
Media
Komputer
WC Guru
WC Murid
Rumah penjaga sekolah
c. Kondisi Siswa
Jumlah siswa April 2011 Laki Laki Perempuan Jumlah kelas
X
XI
XII
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung mulai dari bulan januari sampai april , kegiatan tersebut dimulai dengan penyusunan proposal terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan berikutnya . dapat dilihat pada table (3.2) tentang jadwal penelitian
NO Deskrpsi kegiatan Des Jan Feb Mar Apr
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
B. Metode penelitian
1. Jenis penelitian
Berdasarkan tujuan dan perumusan masalah penelitian diatas, maka jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode ekperimen.
Metode ini sebagai metode ilmiah, karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu: empiris, objektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga sebut metode discovery, karena metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan pada berbagai ilmu pengetahuan teknologi baru, dan dalam metode kuantitatif ini data penelitian berupa angka-angka dan analisis dengan metode statistic.
Proses penelitian ini bersifat deduktif , dimana untuk menjawab rumusan masalah digunakan konsep atau teori, sehingga dapat dirumuskan hipotesis. Hipotesis tersebut selanjutnya diuji melalui pengumpulan data dilapangan. Untuk mengumpulkan data tersebut, digunkan instrument penelitian . data yang telah terkumpul selajutnya di analisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistic deskriptif, sehingga dapat dikumpulkan hipotesis yang dirumuskan akan dapat terbukti atau tidak.
Penelitian yang menggunakan metode eksperimen , yaitu dengan memberikan jenis perlakuan yang berbeda pada dua kelompok belajar siswa . kelompok siswa yang satu dijadikan eksperimen yaitu kelompok yang ditugaskan untuk menghafal istilah latin yang terdapat pada materi Ekosistem, sedangkan kelompok lainya sebagai kelompok yang tidak di berikan tugas untuk menghafal . dari masing-masing kelompok tersebut , kemudian dapat dilihat hasil belajar siswa.
2. Desain penelitian
Desain penelitian tersebut disusun untuk dapat membandingkan hasil belajar kedua kelompok tersebut setelah diberikan perlakuan berbeda, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok control, adapun deasin penelitiannya adalah sebagai berikut:
3. Proses ekperimen
agar hasil yang diperoleh benar benar valid, maka penelitian dilaukakan terhadap dua kelompok dengan kelas yang kondisi anaknya homogeny, maksudnya bobot dan latar belakang ilmu sama , kondisi belajarnya sama, guru dan sarana-prasaranapun juga sama, sehingga untuk mendukung hal ini siswa di ajar oleh gurunya sendiri.
Dalam mengadakan penelitian, guru menyiapkan RPP dan mengikuti arahan penelitian sesuai dengan rambu-rambu pengelolaan pengajaran kelas VII guru memberikan materi pelajaran ekosistem dengan metode penugasan untuk A menghafal istilah latin yang terdapat pada materi Ekosistem dan kelas VII tanpa pemberian tugas untuk menghafal istilah latin yang terdapat pada materi Ekosistem.
C. POPULASI dan SAMPEL
1. Populasi Target
Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas VII SMP negeri 2 kresek kabupaten tangerang.
2. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau adalah seluruh siswa kelas VII SMP negeri Kresek Kabupaten Tangerang yang mempunyai hasil belajar biologi tahun 2010/2011.
3. Ukuran sampel
Mengingat jumlah kelas VII sebanyak 3 kelas, maka ukuran sampel yang digunakan adalah kelas VII A yang terdiri dari 40 siswa sebagai kelas yang ditugaskan untuk menghafal istilah latin biologi yang terdapat pada pokok bahasan Ekosistem dan kelas VII B yang terdiri dari 42 siswa sebagai kelas yang tidak diberikan tugas menghafal istilah latin.
4. Teknik sampling
Sebelum teknik samling yang dipakai yaitu double stage sampling, yaitu dari tiga kelas yang ada diambil dua kelas yaitu kelas pertama yang ditugaskan untuk menghafal istilah latin biologi yang terdapat pada pokok bahasan Ekosistem dan kelas yang kedua tanpa pemberian tugas intuk menghafal istilah latin biollogi.
D. Metode pengumpulan data
1. Variabel penelitian
Variable penelitian ini terdiri dari:
a. Variabel terikat : hasil belajar materi Ekosistem
b. Variabel Bebas : metode penugasan untuk menghafal istilah istilah latin yang terdapat pada materi Ekosistem.
2. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari :
a. Sumber data dalam variable terikat adalah siswa kelas VII B dan siswa kelas VII A SMP negeri 2 kresek Kabupaten tangerang.
b. Sumber data dalam varibel bebas adalah dokumen perpustakaan.
3. Teknik pengumpulan data
a. Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
Teknik dilakukan dengan cara memberikan tes hasil belajar biologi kepada siswa yang melakukan penelitian, hal ini ditempuh untuk mengukur pengetahuan, dan pemahaman siswa pada pelajaran biologi . tes yang diberikan siswa berbentuk plilihan ganda denagn 5 alternatif jawaban sebayak 20 soal
b. Teknik megumpulkan untuk variable bebas
Mengumpulkan atau mendapatkan data tentang metode pengajaran biologi dilakukan dengan studi pengumpulan dokumen kepustakaan yang diperoleh melalui buku-buku teks maupun media internet.
Semua yang memiliki nafas
Semua pemilik hati
Pewaris tahta jiwa
Dan semua insan
Pernahkah kau mengenalnya
Mengenal kematian
Yang datang tanpa diundang
Tapi karena takdir tuhan
Semua tergaris lewat tanggal penggaris
Sebentar lagi saatnya kita
Seberapa gelintir detik lagi detik kita
Tak akan lama
Apakah bekal kita sudah ada?
Langganan:
Postingan (Atom)